Susunan abjad dalam hening tertulis berkat bisikan segumpal darah dengan penuh kesadaran. Inilah cinta lewat cerita, bermakna hingga memberi warna pada semesta. Ada kata yang sempat tak terucap bahwa
Bukankah dari-Nya kita belajar, tentang bagaimana menjadi pemaaf. Disakiti berkali-kali tetapi tak pernah alpa mendoakan mereka yang berulang kali melukai.
Bukankah dari-Nya kita belajar, bagaimana rasa sabar yang sesungguhnya, yang mengajarkanku untuk tulus dalam melakukan segala hal.
Bukankah dari-Nya kita belajar, ungkapan rasa syukur bahwa hidup ini tak akan berarti apapun tanpa adanya hadir-Nya
Bukankah dari-Nya kita belajar, tentang bagaimana menjadi pribadi yang menyenangkan. Tak pernah segan menebar senyum pada sesama. Mengibur yang luka, menjadi pendengar terbaik serta memberi empati pada semesta.
Bukankah dari-Nya kita belajar, memaknai arti kemanusiaan, bukan tertawa saat manusia menangis merasakan kelaparan, bukan tertidur saat dunia semakin tua dan koyak.
Bukankah dari-Nya kita belajar, menjadi pribadi bersikap peduli tanpa basa- basi, menolong tanpa tapi berbagi tanpa takut rugi.
Mari berkemas, kembali menelisik ruang terdalam. Apakah benar cinta telah bersemayam karena-Nya?
Jangan biarkan segumpal darah membeku hingga organ lain juga mati tak bisa memberi manfaat sama sekali.
Selamat mengangkasa jangan lupa untuk tetap membumi dan menebar warna pada semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H