3.2.a.8 Koneksi Antar Materi
Pemimpin Pembelajaran Dalam Pengelolaan Sumber Daya
Oleh : Siti Aisyah Z
CGP Angaktan 5 Kab. Bangka
SMA Negeri 1 Sungailiat
Ekosistem adalah keadaan khusus tempat komunitas suatu organisme hidup dan komponen organisme tidak hidup dari suatu lingkungan yang saling berinteraksi. Konsep ekosistem ini sering dibicarakan di Biologi, ekosistem berkaitan dengan ekosistem laut, ekosistem di padang pasir, ekosistem di stepa. Ekosistem adalah keadaan khusus tempat komunitas yang biotik dan abiotik yang saling berinteraksi, berkesinambungan. Masing-masing komponen dalam suatu ekosistem berkontribusi dalam interaksi yang erat untuk menyediakan bahan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup mereka. Mulai dari cahaya matahari, air, hewan, tumbuhan, dan sumber energi lainnya semuanya memberikan kontribusi terhadap ekosistem. Konsep ekosistem sekarang ini maknanya menjadi lebih lua. Sebuah organisasi atau komunitas sekarang disebut sebagai ekosistem.
Ekosistem di sekolah meliputi sumber daya biotik dan abiotik. Faktor-faktor biotik yang ada di ekosistem sekolah sebagai berikut: (1) murid, (2) kepala sekolah, (3) guru, (4) staf tata usaha/tenaga kependidikan, (5) pengawas sekolah, (6) orang tua peserta didik; dan (7) masyarakat sekitar sekolah. Selain faktor-faktor biotik, ada juga faktor-faktor abiotik juga memiliki kontribusi untuk kelangsungan proses pendidikan di sekolah, adalah :(1) keuangan; (2) sarana dan prasarana sekolah.
Di dalam mengelola sumber daya yang ada di ekosistem sekolah, seorang pemimpin harus mampu memanfaatkan dan mengelola sumber daya yang ada. Ada dua pendekatan yang bisa digunakan dalam mengelola sumber daya tersebut diantaranya:
(1) Pendekatan berbasis masalah/ kekurangan (deficit based thingking), dimana pendekatan ini berfokus dan berkutat pada masalah utama dan isu, mengidentifikasi kebutuhan dan kekurangan, fokus mencari bantuan dari orang lain, dan fokus membicarakan kelemahan. Pendekatan ini memilki kelemahan, kita tidak menyadari adanya potensi atau kekuatan yang dimiliki karena berpusat pada kelemahan dan kekurangan.
(2) Pendekatan berbasis kekuatan/aset (asset based thingking), pendekatan ini berfokus pada asset dan kekuatan, membayangkan masa depan, berpikir tentang kesuksesan yang diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut, mengkoordinir kompetensi yang di miliki dan sumber daya (aset dan kekuatan), merancang dan melaksanakan rancangan aksi yang sudah diprogramkan sesuai berdasarkan visi dan kekuatan, dilakukan dengan alur BAGJA.
Sebagai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya haruslah menggunakan pendekatan yang berpusat pada aset dan kekuatan yaitu asset based thingking atau pendekatan berbasis kekuatan aset (PBKA). Pendekatan ini menekankan menyelesaikan tantangan yang dihadapi dengan bermodalkan dan berfokus pada potensi aset/ sumber daya yang dimiliki suatu komunitas yang identifikasi berdasarkan 7 modal utama yang ada di komunitas. Ada 7 modal utama yang ada dalam sebuah komunitas yakni: modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal agama dan budaya, modal lingkungan/alam, modal finansial, dan modal politik. Dari ketujuh aset utama tersebut bisa dikelola dengan baik berdasarkan kekuatan dan potensi dengan berbasis kekuatan aset, akan lebih berdaya guna dan berkelanjutan.