Mohon tunggu...
Siti Aisyah
Siti Aisyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Medan

Memasak, konten kuliner, Pendidikan Kimia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kalor Reaksi

23 Mei 2024   13:30 Diperbarui: 23 Mei 2024   13:48 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam termokimia, hal ini menyangkut transfer energi, yaitu antara sistem dan lingkungan. Segala sesuatu yang menjadi fokus perhatian ketika mempelajari perubahan energi disebut sistem. Pada saat yang sama, hal-hal di luar sistem yang membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem disebut lingkungan. Reaksi eksotermik juga terjadi pada proses pembakaran kayu. Termokimia meliputi sistem bahan, lingkungan, perubahan energi dalam (ΔU), entalpi, reaksi eksotermik, reaksi endoterm, perubahan entalpi standar pembentukan kalor, entalpi standar dekomposisi (ΔH) serta kalorimeter dan kapasitas kalor kalorimetri, kalor persamaan reaksi, perubahan suhu termokimia.

Kalor adalah energi panas yang berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. Satuan internasional (SI) untuk panas adalah Joule. Energi panas mempunyai tiga cara berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah, yaitu secara konduksi, konveksi, dan radiasi. 

Reaksi yang mana reaktan melepaskan panas ke lingkungan disebut reaksi eksotermik (ΔH negatif). Sedangkan yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm (ΔH positif). Jumlah panas yang terlibat dalam proses kimia berhubungan dengan sifat atau kuantitas reaktan. Berdasarkan hubungan ini, sifat responsif dan material dapat dievaluasi atau ditentukan jika jumlah panas atau parameter terkait dapat diidentifikasi.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dengan mereaksikan H2O dengan NaOH dan NaOH dengan HCl dan NaOH padatan dengan HCl. Suhu awal ketiga bahan diukur sebelum dan sesudah reaksi. Pada percobaan tersebut didapatkan hasil yaitu mengalami kenaikan suhu (menghasilkan panas). 

Pada reaksi 1: H2O + NaOH mengalami kenaikan suhu sebanyak 3°C, dari yang awalnya suhu H2O=29°C, setelah dicampur dengan NaOH menjadi 32°C.

Pada reaksi 1: HCl + NaOH mengalami kenaikan suhu sebanyak 10°C, dari yang awalnya suhu HCl=28°C, setelah dicampur dengan NaOH menjadi 38°C. 

Pada reaksi 1: HCl + NaOH (padatan) dari yang awalnya suhu HCl=29°C, dan NaOH (padatan)= 29°C setelah dicampur dengan menjadi 30°C, maka ΔT HCl =T1-T2= 30°-28°= 1°C. 

ΔT NaOH =T1-T2= 30°-29°=1°C. 

Semua percobaan reaksi tersebut mengalami kenaikan suhu menghasilkan panas atau yang biasa disebut reaksi eksoterm. 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun