Mohon tunggu...
Siti Aisyah S.Pd M.Pd.
Siti Aisyah S.Pd M.Pd. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Pegiat Literasi, Seorang Pengajar di Kampus Swasta, Menjadi Abdi Desa, Ibu rumah Tangga dan Pegiat Literasi dengan CItati Google schoolar, dan Penulis Artikel Ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Edisi Kegiatan MMD Trikomunikasi Puskesmas, Pemerintah Desa dan Masyarakat

5 Februari 2024   11:21 Diperbarui: 5 Februari 2024   11:35 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertemuan validasi dan evaluasi data gizi KIA bersama dengan Musyawarah Masyarakat DesaPelaksanaan kegiatan  ini menjadi musyawarah masyarakat desa oleh UPT PKM Lamurukung. Pelaksanaan validasi dan evaluasi Gizi dan KIA ini ternyata tidak  hanya membicarakan tentang gizi  dan KIA secara  langsung tapi termasuk juga kegiatan dan pelaporan Pihak puskesmas terhadap perkembangan kesehatan dari bidang itu sendiri.  Adapun sambutan yang dilakukan yaitu kegiatan sambutan dariBeberapa materi yang dikemukakan diantaranya:

  • Pelaporan dari kepala desa  terkait kontribusi puskesmas dalam satu tahun ini telah memberikan kontribusi nyata dalam kegiatan kesehatan di desa, baik dalam dukungan terhadap posyandu balita, remaja dan lansia. Serta dukungan dalam menjadikan desa ST yaitu pilar kesehatan yaitu 4,5,6, dan 7 yaitu pilar tempat sampah,  dukungan dan pengawasan dalam pembuatan Saluran Pembuangan air limbah atau SPAL bagi tiap rumah tangga di desa.
  • sambutan dan arahan dari kepala puskesmas tentang musyawarah masyarakat desa ini.serta kepala puskesmas melaporkan kegiatan MMD ini sebagai ajang untuk melaporkan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh pihak kesehatan UPT PKM terhadap warga masyarakat desa setempat. Sekaligus kepala UPT PKM membuka acara secara resmi MMD ini
  • Pemaparan materi dari
    bidan desa  yaitu terkait ibu hamil, dan hal-hal yang harus diperhatikan desa dalam mendukung program dan database puskesmas terhadap kesehatan ibu hamil. Catatan juga dari pemateri yang ada,bahwa pentingnya pengetahuan dari kepala desa, khususnya kepala dusun masing-masing wilayah serta kader posyandu tiap dusun untuk mengetahui jumlah ibu hamildan siapa saja yang hamil dalam wilayah tersebut. Hal ini sebagai dukungan terhadap pencegahan dan penanganan stunting atau kelahiran yang tidak normal nantinya.
  • Pemaparan dari koordinator gizi dari puskesmas: dilaporkan bahwa berbicara gizi balita khususnya yang datang pada posyandu bahwa kedatangan ke posyandu masih minim, dilihat dari jumlah anak balita yang hadir di posyandu,  dari 4 posyandu yang ada, ada satu dusun di posyandu Azalea memiliki presentase hanya 30% kedatangan dari jumlah balita yang hadir posyandu. Ini memberikan penjelasan bahwa masih dibutuhkannya sosialisasi baik dari pihak setempat khusunya perangkat desa dan kader posyandu untuk mengajak masyarakat untuk datang di posyandu.
  • Pemaparanterkait pentingnya buku KIA dan cara penulisan buku KIA bagi kader posyandu yang ada. Kegiatan ini, menunjukkan bahwa kegiatan posyandu bagi ibu hamil dan senantiasa belajar dan mau datang untuk periksa kesehatan. Dalam forum ini juga kepala bidan desa menjelaskan tentang pentingnya pemeriksaan bagi ibu hamil, persyaratan, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh ibu hamil dan beberapa bahaya bagi ibu hamil, termasuk didalamnya kelahiran yang terlalu dekat atau jauh, kelahiran terlalu, kelahiran tidak normal, bayi kembar, pecahnya ketuban sebelum waktunya, fenomena kaki bengkak,  bayi tidak bergerak dan lain sebagainya. hal ini menjadi perlu untuk disosialisasikan ke masyarakat memalui forum ini, agar mampu untuk menyampaikan kepada masyarakat tertentu atau ke keluarga ibu hamil atau ke ibu hamil itu sendiri.
  • Pemaparan dari bidang lingkungan UPT PKM Lamurukung terkait penanganan kegiatan STBM di desa Itterung, yaitu terkait pemutakhiran data Kepemilikan Jamban, tempat sampah, makanan yang tertutup, jumlah warga desa yang memiliki tempat sampah, jamban, SPAl. Dimana SPAL yang ada ada yang berfungsi dengan baik, dan masih banyak SPAL yang dibuat tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Ada pula beberapa jumlah rumah tangga yang betul-betul belum memiliki SPAL yang ada. Hal ini juga menjadi perhatian kepada pemerintah desa akan kegiatan yang dilakukan ini, khususnya pembangunan SPAL yang termasuk kedalam anggaran dana desa yang tidak sedikit dana yang digelontorkan didalamnya. Dengan data dari PKM ini, selanjutnya akan digunakan oleh pemerintah Desa untuk melakukan penganggaran dan pengadaan serta penyesuaian berbagai hal yang menyangkut pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat.

Acara ini di tutup dengan diskusi dan masyarakat serta turut memberikan saran dan kritik kepada pemerintah setempat maupun kepada puskesmas akan keberlangsungan hidup dan kesehatan untuk semua. Dukungan yang sinergitas antara pemerintah desa, pihak kesehatan dan masyarakat tentunya dapat menyelaraskan tujuan untuk menciptakan Desa STBM sebagaimana pilar SDGS dalam lestari yaitu menjadi desa percontohan dari desa-desa lainnya. 

Salam Masyarakat Desa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun