Suatu konflik yang ada muncul karena adanya perbedaan dalam hal nilai, tujuan organisasi, status baik dalam hal jabatan dan wewenang serta budaya yang berasal dari individu dalam organisasi.. Beberapa teori mengartikan konflik sebagai berikut:
Pertentangan,Â
- DuBrin: mengatakan bahwa konflik mengacu pada pertentangan individu, kelompok/organisasi yang dapat meningkatkan ketegangan sebagai akibat yang saling menghalangi dalam pencapaian tujuan.
- Perilaku, Tjosfold: memandang konflik dalam organisasai sebagai perilaku yang berlawanan dan bertentangan.
- Hubungan, Martines dan Fule: menyatakan bahwa konflik adalah hubungan yang terjadi antara dua orang, kelompok, organisasi maupun golongan.
- Situasi, Nelson dan Quick: melihat konflik sebagai situasi ketika tujuan, sikap, emosi, dan tingkah laku yang bertentangan menimbulkan oposisi dan sengketa antara dua kelompok atau lebih.
Suatu organisasi yang sedang mengalami konflik dalam aktivitasnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Adanya perbedaan pandangan atau opini antar individu dalam kelompok
- Adanya kesalahpahaman persepsi akan cara mencapai tujuan organisasi
- Terdapat pertentangan norma, dan nilai-nilai individu atau kelompok.
- Adanya sikap dan perilaku saling meniadakan, menghalangi pihak lain untuk memperoleh kemenangan dalam memperebutkan sumber daya organisasi yang terbatas,
- Munculnya perbedaaan dalam inovasi dan penggunaan cara-cara baru yang dilakukan dalam perubahan organisasi
Dari berbagai pengertian konflik yang ada. Defenisi yang diajukan berhubungan dengan tiga macam tipe konflik dasar, yaitu:
- Konflik tujuan (Goal Conflik), yang akan terjadi apabila keadaan akhir yang diinginkan atau hasil-hasil yang diprefensi, ternyata tidak sesuai satu sama lain.
- Konflik kognitif (Cognitif Conflik), yang timbul apabila para individu menyadari bahwa ide-ide atau pemikiran tidak konsisten satu sama lain.
- Konflik afektif (Affective Conflik), yaitu konflik yang timbul apabila perasaan-perasaan atau emosi-emosi tidak sesuai satu sama lainnya, maksudnya orang-orang "mengamuk" terhadap satu sama lain.
Jadi telah jelas bahwa konflik organisasi Yang ada dapat dilihat dari tiga bagian yaitu konflik karena memiliki tujuan yang berbeda, konflik karena perbedaan pengetahuan seperti kreativitas dan inovasi individu, dan konflik afective yaitu konflik yang terjadi karena perilaku dan sikap yang berbeda antara individu dan tidak bisa menyesuaikan dengan tempat kerja yang ada.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H