Mohon tunggu...
Siti Aisyah S.Pd M.Pd.
Siti Aisyah S.Pd M.Pd. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Pegiat Literasi, Seorang Pengajar di Kampus Swasta, Menjadi Abdi Desa, Ibu rumah Tangga dan Pegiat Literasi dengan CItati Google schoolar, dan Penulis Artikel Ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenapa Selalu Salah?

4 Januari 2024   19:59 Diperbarui: 4 Januari 2024   20:04 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini tepat di sore hari, ku duduk dalam kesendirian, kesepian merenungi perjalanan hidupku dalam usia 20 tahun ini. Belum ada suatu hal yang membanggakan dan membahagiakan di dalam hidupku, semuanya hanyalah titik-titik air mata yang turun memmbahasi pipi yang penuh jerawat ini, karena beban pikiran yang selalu ada. Beban pikiran yang berasal dari orang-orang di sekelilingku. Mereka yang selalu menggerogoti pikiranku, melarang ini melarang itu dan harus begini.. hidup yang serba aturan,  hidup yang serba makian, hidup yang penuh dengan undang- undang.

Namun, ketika ku beranjak dari duduk perenungan , ketika kuingin melakukan suatu hal yang di luar keinginan mereka, apa yang mereka katakan adalah apa yang membuatmu seperti ini, apakah karena seorang laki-laki, seorang anak durhaka, dan lontaran-lontaran hujatan yang tidak asing lagi di telinga ini. Yang membuatku kadang meneteskan air mata tidak tahu apa yang sedang kurasakan.

Kenapa selalu seperti ini, mulai dari bangun tidur, semua hal harus di atur, sampai jam 10.00 pagi aku membersihkan rumah, dan terkadang hanya memasak nasi dan air panas. Karena hanya itu tanggung jawab yang diberikan, tidak pernah ku di beri kesempatan untuk mencoba hal-hal baru. Dan ketika ku ijinkan untuk memasak atau lainnya yang jarang ku lakukan, selalunya saja melakukan kesalahan,  salah, salah, dan salah.

Aku di anggap oleh mereka orang yang bodoh, orang yang tidak tahu bertanya dan lainnya, akan tetapi kenapa ketika ku bertanya, jawaban apa yang mereka lontarkan kepadaku, " sudah beberapa kali aku mengajarimu mengenai hal ini, kenapa kamu belum tahu juga, dasar anak bodoh, (dengan suara  dan marah dan memukulku dengan apapun yang dia pegang, entah itu piring, gelas dan tangannya)".

Hampir setiap hari itu terjadi, ketika hal itu terjadi, selalu saja aku melakukan kesalahan yang sama, karena ketika dia memarahiku dengan berbagai hal yang tidak ku tahu asalnya, aku selalu mengelak dan mengatakan tidak pada suatu hal yang tidak pernah terjadi padaku.. inilah diriku yang tidak ingin dianggap jelek di mata mereka baik dalam hal apapun.

Hal ini terjadi, sudah lama sekali mulai dari awal ku kecil sampai sekarang ini, karena ku dibesarkan dengan cara keras hidup yang serba harus dilakukan menurut kemauan mereka, sehingga untuk mengatakan dan mengungkapkan perasaan sayang, cinta, benci dan lainnya ini tidak pernah tercurahkan kepada orang-orang disekitarku.. aku hanya ingin mengatakan kepada mereka bahwa aku ingin seperti ini,  aku tidak ingin melakukan ini dan lainnya.

Akankah hal itu terjadi ATAUKAH hanya dalam angan-anganku saja. Semua rasa itu hanya akan tersimpan di dalam pikiran dan lubuk hati ini, karen tidak pernah ada orang yang mau mengerti dan mendengar jeritan hati ini... jeritan hati orang yang tertutup, jeritan hati seorang anak manusia yang tidak pernah mencinta dan dicintai, sungguh kehidupan yang sangat menyedihkan untuk diceritakan.;;'''

Dan ketika ku menulis ini, air matapun jatuh tidak bisa tertahankan, membebaskan segala pikiran yang ada di otak ini yang tidak tahu harus ku ungkapkan kepada siapa, mungkin inilah caraku untuk mengeluarkan isi hati yang tidak pernah aku ungkapkan, dan tidak akan pernah ada yang ingin mendengarnya. Inilah aku yang hidup dalam pikiran dalam diam, serta perbutan dalam diam pula...

KARENA
Diam bukan berarti ku tak mampu
Diam bukan berarti ku takut
Diam bukan berarti tidak percaya diri
Diam bukan karena ingin melepasmu

Tapi diam ku adalah bentuk kekuatan yang sangat besar yang ada di dalam jiwa, dengan memberikan kebebasan terhadap apapun yang ingin kamu lakukan dan membuatmu bahagia. Karena aku akan bahagia dalam keterpakuan dalam duduk melihat skenario kehidupan yang Allah ciptakan untukku. entah aku mampu menjalaninya ataukah aku akan terjatuh kembali dalam jurang perasaan terdalam dalam hati ini.

Terkadang diam ini, membuatku bahagia, akan tetapi bersamaan itu datang pula duka dalam diriku karena tak mampu memiliki mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun