Perjalanan yang jauh
Di awal dengan keindahan
Yang memenuhi pipinya yang merona
Diantara berbagai peristiwa
Yang membuatnya berniatÂ
Akan surga yang ditampakkan
Dengan penuh nuansa kegembiraannya
Mewarnai hidup.Â
Yang dikala itu penuh sesakÂ
Akan dunia dan seisinya
Lantas, setelah berjalanÂ
Memasuki ruang yang teduh itu.
Kutemukan hujan rintikÂ
Dengan gemuruh yang tak berkesudahan
Membawa nestapaÂ
Akan kegelapan yang penuhÂ
Merusak pandangan mataÂ
dan menghentikan langkahÂ
kabut yang datangÂ
biasanya di pagi di gunung Rinjani
Kini bergeser dari tabiatnyaÂ
Yang non feminim
Membawa jiwa maskulinÂ
Yang penuh gertakan.
Mampukah menerkam
 Harimau Jantan yang bersembunyi
dan berteduh di pohon besarÂ
dan penuh ilalang itu?
Yang menandakan akan kerasnyaÂ
apa yang diteduhinya,Â
kerasnya kehidupanÂ
yang pernah di alaminya.H
Harimau dengan jiwa kelaparannyaÂ
dan engusan akan haus darahÂ
segar dan wangi menurutnyaÂ
Membuatnya takut untuk berteduhÂ
Mencari tempat persinggahanÂ
akan langit yang begitu gelap
Menandakan akan datangnyaÂ
Hujan di Senja ini.
Perjalanan masih jauh ke puncak
dan kurang banyak barang bawaanÂ
yang ada dalam keranjang nenek tua ituÂ
untuk diperjualbelikan ke pasar, akan hasil kebunnya.
Akankah sampai pada tujuan?
 Tanyaku dalam hati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H