Mohon tunggu...
Siti Aisyah S.Pd M.Pd.
Siti Aisyah S.Pd M.Pd. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Pegiat Literasi, Seorang Pengajar di Kampus Swasta, Menjadi Abdi Desa, Ibu rumah Tangga dan Pegiat Literasi dengan CItati Google schoolar, dan Penulis Artikel Ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Alumni S1 dan S2 dan Dunia Kerja

28 November 2023   10:50 Diperbarui: 28 November 2023   11:01 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa artikel membahas tentang lulusan sarjana di berbagai lini kehidupan dan dari berbagai jurusan dan fakultas. Indonesia sekarang ini, tidak lagi bisa dikatakan krisis orang yang berpendidikan atau lainnya. Karena banyak lulusan sarjana, diploma dan liannya. Tercatat dalam satu periode wisuda dikukuhkan sekurang-kurangnya 1000 an mahasiswa dari berbagai fakultas dalam satu universitas atau sekolah tinggi. Maka tak bisa dibayangkan, banyaknya jumlah universitas sekarang ini telah menamatkan berapa banyaknya alumni setiap tahunnya.

Lebih lanjut, dengan dilahirkannya alumni-alumni terbaik masa depan melalui pengukuhan sarjana, magister dalam tingkatan Strata 2 dan hal setingkat lainnya maka meningkat pulalah tanggungan pemerintah dalam menjalankan pemerintahannya, terutama dalam menyediakan lowongan kerja dan tempat kerja.  Lowongan Kerja dan Dunia Kerja yang semakin banyak persaingan banyak mendatangkan dan melahirkan pengangguran-pengangguran di berbagai daerah khususnya bagi fresh graduate yang tidak memiliki kompetensi yang andil.

tidak bisa dipungkiri, disekitar kita, banyak para lulusan kampus ternama, maupun kampus swasta dalam jenjang strata 1 dan strata 2 tidak terjaring dalam dunia kerja,  sehingga menimbulkan paradigma yang lain terhadap pendidikan yang dijalankan selama ini. baik yang berasal dari diri masyarakat sendiri, maupun dari luar masyarakat. 

pradigma-paradigma lain yang lahir pada manusia sekarang ini, diantaranya:

  • pendidikan tidak menjadi patokan diterimanya dalam dunia kerja.
  • ijazah hanya digunakan sebagai prasyarat administrasi dalam melamar suatu suatu pekerjaan 
  • pendidikan dari berbagai jurusan menjadi prasyarat dalam kelulusan administrasi saja
  • pendidikan tidak menggambarkan dunia kerja yang sesungguhnya
  • dalam bangku perkuliahan, teori dan dan praktik di lapangan kadang tidak sesuai'
  • materi di lapangan menjadi titik tumpuan dalam pemenuhan kerja di lapangan.
  • Pengalaman menjadi patokan utama dalam mencari kerja oleh HRD, karena dianggap punya pengalaman dan materi yang kuat di lapangan.

pradigma pendidikan yang beredar dan dipahami oleh masyarakat sekarang ini, menganggap pendidikan cukup kepada sekolah dasar saja, yang penting anak bisa membaca, menulis, dan berhitung maka itu sudah menjadi modal dalam berusaha. Karena pemikiran nantinya akan didapatkan di lapangan. paradigma ini, harus kita ubah,  karena seiring dengan tumbuhnya pengangguran-pengangguran yang lahir dari sarjana dan magister  yang hanya berpangku tangan mencari kerja tanpa memiliki skill yang mumpuni, berasal dari jurusan yang banyak dan tidak diminati dan dibutuhkan lagi dalam dunia kerja, tidak memiliki jaringan di perusahaan atau dunia kerja lainnya, serta istilah anak-anak sekarang ini, kurangnya Dekkeng atau Jaringan Ordal/ Orang Dalam.. dimana salah satu faktor utama, dalam dunia kerja setelah lulus persyaratan administrasi adalah  jaringan orang dalam ini, walaupun tidak semua dunia kerja  memiliki itu, namun hal itu tidak bisa dipungkiri juga lahir dalam dunia kerja kita sekarang ini.  Berbicara tentang orang Dalam atau Jaringan Dalam, walaupun tidak langsung meluluskan seorang pelamar kerja dalam suatu jabatan tertentu yang dilamar, namun memudahkan seseorang dalam memperoleh secara cepat dan tepat informasi-informasi terkait suatu lowongan kerja dan lain sebagainya. 

Hal inilah, yang seiring dikeluhkan oleh fresh graduate yang tidak memiliki prasyarat baik dalam bentuk pengalaman yang tidak mumpuni atau tidak memiliki pengalaman kerja, tidak memiliki public speaking yang baik, tidak memiliki informasi yang akurat terhadap suatu jabatan. Dan pengalaman-pengalaman lainnya, jika telah lulus administrasi dan tes tertulis, dan  hanya tinggal tes wawancara, biasanya disinilah suatu jaringan orang dalam itu dibutuhkan, dan tidak bisa dipisahkna ini banyak mengganggu para pelamar kerja yang lainnya, dan tidak bisa dipungkiri, mungkin ada pihak yang dirugikan dalam hal ini. 

walaupun diketahui, bahwa dunia kerja memang sangat dramatis, penuh perjuangan dan penuh orang-orang yang toxic. Inilah pentingnya pendidikan mental, yang ditempa dalam dunia pendidikan yaitu sikap optimisme, kegigihan dan skill tentunya. 

Pendidikan tanpa pengalaman ibarat isi yang berhamburan, dan pengalaman tanpa pendidikan ibarat wadah yang tidak memiliki isi. inilah perlunya pendidikan yang mementingkan keduanya, pendidikan dan pengalaman harus senantiasa dibarengi dalam dunia kerja, serta mampu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 

sitiaisyah110385@gmail.com

Siti Aisyah, S.Pd.,M.Pd.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun