Lagu "Omong Kosong" merupakan salah satu dari karya band metal Seringai yang terkenal dengan gaya musiknya energik dan lirik-liriknya mengandung pesan sosial atau kritik. Track yang di rilis pada tahun 2018 ini, memiliki lirik lagu yang cukup berani karena, dekat dengan realita hidup yang kita jalani. Mulai tentang politikus yang mengclaim dirinya sebagai clean campaign hingga merujuk tentang pelecehan terhadap wanita. Pada lirik awal menjelaskan ke masyarkat untuk tidak cepat mengambil kesimpulan tentang kampanye politik. Omongan para  pemerintah yang menganggap dirinya bersih dari hal-hal SARA yang ingin dilihat sebagai orang yang memiliki solidaritas dan tolerasi tinggi. Padahal dalam realitanya banyak sekali pejabat yang memiliki sifat keterbalikannya. Dari mulai kecurangan pemilu yang tidak pernah ada habisnya sampai masalah kecil tentang perbedaan agama. Bagi saya bagian lirik awal ini sangat berani digunakan sebagai sindiran yang keras untuk suatu objek yang di tuju. Biasanya di beberapa lagu atau musisi yang menyinggung itu menggunakan majas-majas yang jarang banyak diketahui orang-orang.
 Pada bait kedua lagu ini, menjelaskan pandang dari sisi pemerintah yang mengclaim dirinya sebagai anti korupsi. Di bait ini band seringai sangat berani menggunakan bahasa yang sangat blak-blakan untuk menyindir pemerintah. Sebenarnya menurut saya, dengan menggunakan bahasa yang terlalu blak-blakan mungkin dapat menyebabkan ketidakterimaan dari satu sisi, tetapi dari satu sisi juga mendapatkan keuntungan karena telah membantu menyuarakan keluh kesah mereka. Â
Heh, nangis?Dipegang-pegang, nangis?
Bajunya kayak gitu, tiap hari pulang malam, temannya cowok semua
Sekarang bilangnya pelecehan, pelecehan
Ya orang kamu sendiri, cari penyakit
Salah satunya bagian lirik di atas, tentang pelecehan perempuan yang mungkin membuat banyak asumsi negatif dan menimbulkan kontroversional. Bagian dari "Ya orang kamu sendiri,cari penyakit" membuka lebar kesempatan para predator pelecehan seksual lepas akan dari hukumannya. Banyak korban-korban pelecehan seksual yang tidak dapat keadilan di karenakan mereka di pojokan dengan alasan pakaiannya dan pergaulan mereka. Padahal dari banyaknya kasus pelecehan seksual, para korban tidak melakukan hal yang senonoh. Banyak pesan yang kurang tersampaikan juga di dalam lagu ini dalam menyampaikan isu-isu sosial. Dari mulai lirik yang kurang terstruktur hingga beberapa pendengarnya kurang nyaman, menggunakan bahasa kasar sebagai gaya bahasa dalam liriknya yang membuat sulit di jangkau oleh beberapa pendengarnya karena kurang nyaman. Tetapi lagu ini hadir bukan tanpa alasan mungkin salah satu tujuannya agar membuat keadilan yang sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H