Pendidikan yang Menghamba Pada Murid
Pendidikan yang berpihak pada murid yaitu memberikan kebebasan kepada murid untuk mengembangkan pendapat, mengembangkan pengetahuan, minat dan bakatnya dengan cara yang mereka senangi. Konsep ini mengajak kita untuk melihat murid sebagai pusat pendidikan dan menghargai kodrat alam dan kodrat zaman mereka. Hal ini berbeda dengan paradigma pendidikan tradisional yang seringkali menempatkan guru sebagai figur sentral dan murid sebagai objek yang harus menerima transfer pengetahuan secara pasif.
Setelah mempelajari Refleksi Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, ada 3 pertanyaan yang harus kami jawab:
- Apa yang anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?
- Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku anda setelah mempelajari modul ini?
- Apa yang dapat segera anda terapkan lebih baik agar kelas anda mencerminkan Pemikiran Ki Hajar Dewantara?
Sebelum saya mempelajari modul 1.1 saya menganggap bahwa :
- Guru sebagai pusat perhatian: Guru mendominasi pembelajaran dan murid tidak memiliki banyak kesempatan untuk terlibat secara aktif. Saya mendambakan suasana kelas yang tertib, tenang dan murid selalu fokus ke guru.
- Penekanan pada hafalan: Murid didorong untuk menghafal informasi tanpa memahami konsepnya.
- Kurangnya diferensiasi: Pembelajaran tidak disesuaikan dengan kebutuhan dan minat individu murid.
- Penilaian yang berfokus pada tes: Penilaian hanya mengukur kemampuan murid untuk menghafal dan menjawab soal, bukan kemampuan mereka untuk berpikir kritis dan kreatif.
- Penggunaan teknologi yang tidak tepat: Teknologi digunakan hanya untuk menyampaikan materi, bukan untuk meningkatkan interaksi dan kolaborasi antar murid.
Setelah saya mempelajari modul 1.1 saya menganggap bahwa:
- Pembelajaran harus berpusat pada murid. Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
- Pembelajaran seharusnya lebih pada penekanan pemahaman dan penerapan konsep.
- Pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan dan minat individu murid, guru dapat memberikan tugas yang berbeda kepada murid dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda.
- Guru dapat menggunakan berbagai metode penilaian seperti tes, portofolio, dan proyek untuk mengukur pemahaman murid.
- Penggunaan teknologi yang tepat, guru lebih kreatif lagi dalam membuat bahan ajar
Agar kelas yang saya bimbing mencerminkan Pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya akan berusaha untuk:
- Saya merubah gaya pembelajaran menjadi pembelajaran yang berpusat pada murid. Memberikan ruang dan kesempatan seluas-luasnya agar anak mampu berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Saya sebagai pendidik menuntun anak agar ia mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Di akhir pembelajaran memberikan refleksi dan penguatan terhadap materi-materi konseptual agar anak dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya itu.
- Saya berusaha merubah suasana kelas menjadi menyenangkan, memanfaatkan segala sumber daya yang ada di sekolah baik di dalam maupun di luar ruangan. Hal ini sejalan dengan kodrat anak yang senang bermain. Juga sebagai kodrat zaman, dalam pembelajaran saya harus mengintegrasikan penggunaan teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan memberikan murid akses yang lebih luas kepada informasi. Saya juga harus memilih teknologi yang sesuai dengan tujuan belajar dan kebutuhan murid. Memastikan murid menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggung. Dan penggunaan teknologi untuk mendorong kolaborasi dan komunikasi antar murid.
- Sebagai guru saya harus selalu menerapkan Trilogi Pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu, Ing Ngarsa Sung Tulodho, menjadikan saya sebagai teladan yang baik bagi setiap anak didik saya, Ing Madya Mangun Karsa, di tengah saya bisa menjadi teman yang memberikan semangat, serta Tut Wuri Handayani dari belakang saya bisa memberikan dorongan moral serta semangat belajar, serta semangat membimbing dan menuntun anak menjadi kompeten dibidang akademis dan sekaligus berbudi pekerti yang baik.
Kesimpulan yang saya dapatkan dari mempelajari modul 1.1 yakni Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara sangatlah relevan dengan pendidikan di masa kini dan dapat menjadi panduan bagi kita untuk membangun pendidikan Indonesia yang lebih berkualitas dan mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa.
Referensi:
https://www.gurusiana.id/read/junaedi134141/article/dasar-dasar-pemikiran-khd-1041460
https://www.ums.ac.id/en/study/doctor-of-education
https://en.wikipedia.org/wiki/Ki_Hajar_Dewantara