Nama:Siti Ainuniyah
Nim:T20194144
filsafat realisme ialah reaksi terhadap keabstrakan dan kedunia lainan yang dimaksud kedunialainan yaitu realisme merupakan lawan dari filsafat idealisme. titik tolak atau keputusan realisme adalah bahwa objek-objek yang di tangkap oleh panca indra muncul dalam bentuk apa adanya.Realisme adalah aliran suatu filsafat yang luas meliputi materialisme disuatu sisii  dan sikap yang lebih dekat kepada idealisme di pihak lain. Realisme mempunyai pandangan bahwa objek-objek indra adalah reel atau nyata dan ada sendiri tanpa bersandar di pengetahuan lain atau kesadaran akal.
Dalam filsafat pendidikan realisme mendafinisikan dirinya sebagai aliran filsafat pendidikan dengan basit dasar tiga kategori: yang pertama yaitu konsepsi metefisika, yang ke dua konsepsi epistimologi dan yang ke tiga aksiologi realisme . yang pertama yaitu konsepsi metafisikka dalam konsepsi metafisika ini realisme mempunyai pandangan bahwa realitas itu di pahami sebagai sesuatu yang sifat nya objektif tersusun oleh materi dan terbentuk akan hukum alam.
Sesuatu yag objektif adalah sesuatu yang berada di luar jangkauan manusia seperti keberadaan benda-benda misalnya meja kursi dan lain sebagainya.
Tokoh-tokoh filsafat pendidikanÂ
yang pertama yaitu aristoteles filsafat aristoleles berkembang dalam tiga tahapan yang pertama keika dia masih belajar di akademi plato ketika gagasannya masih dekat dengan gurunya tersebut kemudian ketika dia mengungsi dan terakhir pada waktu ketika dia memimpin lyceum mencakup enam karya tulisannya yang membahas masalah logika yang dianggap sebagai karya-karya nya yang paling penting, selain kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni.
Johan Amos Comenius merupakan pemikiran pendidikan dia mengemukakan bahwa semua manusia harus berusaha untuk mencapai dua tujuan. Pertama, keselamatan dan kebahagiaan hidup yang abadi. Kedua, keadaan dan kehidupan dunia yang sejahtera dan damai.
William Mc Gucken (Brubacher, 1950), seorang pengikut Aristoteles dan Thomas Aquina yang berakar pada metafisika dan epistemologi, membicarakan pula natural dan supernatural. Tujuan pendidikan adalah keselamatan atau kebahagiaan jasmani dan rohani sekaligus. Anak yang lahir pada dasarnya rohaninya dalam keadaan baik, penuh rahmat, diisi dengan nilai-nilai ketuhanan. Anak akan menerima kebaikan dan menjauhi kejahatan bukan hanya karena perintah akal, melainkan juga karena perintah Tuhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H