konflik, dan persahabatan pun tidak terkecuali. Dalam sebuah kehidupan persahabatan, saya mempunyai sahabat berlima yang senantia selalu bersama ketika masih duduk dibangku sma. Sudah 5 tahun sampai saat ini rasanya kita kenal dan dekat satu sama lain. Saat kami lulus sma kamu sedih karena akan berpisah hal itu dikarenakan masing masing dari kita akan melanjutkan mengejar mimpinya masing masing. Sebuah konflik pun terjadi karena salah satu diantara kami ada yang mengingkari janji persahabatan. Hal itu memicu terjadinya perdebatan dan membela sudut pandang masing masing. Pada saat itu kami berlima akhirnya memiliki hubungan yang agak senggang karena kejadian tersebut. Namun seiring berjalanya waktu setelah sekian lama berpisah, emosi yang dulu mrmbara akhirnya mereda. Bagi saya konflik yang terjadi antara hubungan persahabatan saya adalah salah satu contoh teori konflik yang digagas oleh Lewis A Coser. Karena menurut Coser, konflik tidak selalu destruktif, itu bisa memiliki dampak positif. Dalam persahabatan, konflik dapat memicu perdebatan, diskusi, dan komunikasi yang mendalam. Dalam situasi ini, teman yang terlibat dalam konflik mungkin mulai memahami sudut pandang satu sama lain lebih baik, dan ini dapat memperkaya suatu hubungan persahabatan.
Persahabatan adalah salah satu relasi manusia yang paling berharga. Ini adalah hubungan yang seringkali kita bentuk secara sukarela dan berdasarkan kesamaan minat, nilai-nilai, dan pengalaman hidup. Namun, tidak ada hubungan yang bebas dariSaya mengenal Teori Sosiologi Konflik Lewis A Coser dari jurnal sosiologi SENTIMENT IDEOLOGY: MEMBACA PEMIKIRAN LEWIS A COSER DALAM TEORI FUNGSIONAL TENTANG KONFLIK dalam jurnal ini menjelaskan bahwa pemikiran Lewis A. Coser dalam penelitiannya yang terpublikasi dalam jurnal Jaffray, berisi Menurut teori konflik, keadaan konflik merupakan sebuah situasi yang tidak dapat dihindari termasuk dalam elemen budaya yang dilihat Parsons sebagai unsur pengikat sekalipun. Coser sebagai penganut teori konflik melihat hal tersebut berawal dari adanya keagresifan atau sikap bermusuhan dalam diri orang sebagai individu, sehingga masyarakat akan selalu mengalami konflik. Konflik dalam hal ini dilihat Coser dalam dua bentuk yakni konflik realistik dan konflik nonrealistik. Ia berpendapat bahwa "Dalam satu masyarakat, konflik dapat mengaktifkan peran individu yang semula terisolasi." Konflik realistik yang dimaksudkan oleh Lewis A. Coser dalam hal ini ialah bahwa ketika konflik konsisten untuk mencapai tujuan penggabungan atau pun perlawanan, maka hal itu akan menimbulkan nilai yang berharga terhadap kelompok.
Teori konflik di kenalkan lewis a coser pada tahun 1956. Lewis Alfred Coser (27 November 1913 di Berlin -- 8 Juli 2003 di Cambridge, Massachusetts ) adalah seorang sosiolog Jerman-Amerika , menjabat sebagai presiden Asosiasi Sosiologi Amerika ke-66 pada tahun 1975. Lahir di Berlin sebagai Ludwig Cohen, ayahnya adalah seorang industrialis Yahudi yang sukses. Pada tahun 1933 ia beremigrasi ke Paris dan pada tahun 1941 ia meninggalkan Paris yang dilanda perang menuju Amerika Serikat di mana ia menikah dengan Rose Laub. Pada tahun lima puluhan, ia mendaftar sebagai mahasiswa pascasarjana sosiologi di Universitas Columbia, mengambil gelar PhD pada usia empat puluh satu tahun. Coser pertama kali mengajar di Universitas Chicago dan Universitas California. Ia kemudian mendirikan departemen sosiologi di Universitas Brandeis dan mengajar di sana selama 15 tahun sebelum bergabung dengan departemen sosiologi Universitas Negeri New York di Stony Brook. Coser sering bekerja dengan sosiolog terkemuka dan istrinya, Rose Laub Coser.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H