Mohon tunggu...
siti nurwahidah
siti nurwahidah Mohon Tunggu... -

me is my self

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cinta itu Mengikat

11 Desember 2012   22:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:49 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernah suatu saat ketika membuka akun fb, ada sebuah statmen yang diposting oleh salah satu teman. Pada intinya ia mengatakan bahwa “cinta itu saling menerima, cinta tidak akan merubah seseorang menjadi seperti apa yang kita inginkan karena jika hal itu terjadi maka yang ada adalah kita akan menjalani hubungan dengan seseorang yang merupakan pantulan dari bayangan diri kita sendiri”. Sejenak saya berfikir betapa indahnya ia merangkai kata dan kurasa pendapatnya itu benar.

Berhari-hari kemudian aku masih teringat dengan kata-katanya itu. Benarkah cinta harus menerima seseorang dengan apa adanya tanpa merubah sifat-safatnya??? Setelah memikirkan hal itu dalam waktu yang cukup lama, aku memiliki penilaian sendiri. Ini bukan persoalan benar atau tidak, tapi ini adalah sebuah prinsip, tepatnya prinsip untuk menjalin sebuah hubungan.

Memang benar jika cinta itu menerima sosok apa-adanya yang ada pada diri seseorang, tapi apakah harus sepenuhnya menerima? Tidak menurutku, karena cinta adalah hubungan yang akan membawa kita kepada keadaan yang lebih baik. Anggaplah cinta kedua orang tua kepada anaknya. Dengan mencintai sang anak bukan berarti seorang ibu memberikan semua apa yang diinginkan sang anak. Dengan cinta orang tua pasti akan memilah mana yang patut diberikan kepada sang anak, semua akan dinilai dari sisi positif dan negatifnya.

Jika sang anak berbuat kesalahan apa yang seharusnya dilakukan orang tua? Saya rasa orang tua yang baik adalah orang tua yang akan mengingatkan dan menegurnya dengan cara yang bajik. Karena jika orang tua itu membiarkan putra-putrinya melakukan kesalahan secara terus-menerus dengan alasan cinta atau sayang, maka ia telah menjerumuskan anaknya kedalam jurang keegoisan. Suatu saat sifat itu akan bertahan dalam diri seseorang dan akan menjadi kebiasaan yang tidak baik. Hal ini tidak berdampak dengan sementara, semua itu akan menjadi kebiasaan buruk dan akan bertahan sampai sang anak dewasa. Lalu apakah sang anak mampu hidup dimasyarakat dengan segala nilai-nilai negatif dalam dirinya. Jawabnya, ia akan sulit diterima di masyarakat jika tidak ada perubahan dalam dirinya saat dewasa kelak. Maka bagaimana orang tua menunjukkan rasa cinta kasihnya kepada sanag anak itu sangat penting, semua itu akan berdampak kepada masa depan sang anak.

Saling menerima sifat-sifat positif, dan menuntun orang yang kita sayangi kepada kebaikan adalah cara yang tepat untuk menunjukkan rasa cinta. Karena cinta itu mengikat, jika anda sudah membebaskannya melakukan hal-hal semaunya tanpa ada alasan yang tepat, maka itulah tanda bahwa cinta akan segera pergi dari sebuah hubungan.

Cinta menurut penilaian saya, adalah suatu hubungan yang akan membawa kita kepada keadaan yang lebih baik. Karena setiap orang harus berubah, maka cinta adalah alasan yang tepat untuk sebuah perubahan ♥

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun