Bukan suatu hal yang mudah untuk mempertahankan niat yang tulus untuk terus belajar, terutama pelajaran-pelajaran agama. Lihat saja anak-anak yang awalnya bersekolah di MI dan MTs terkadang justru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang bersifat umum. Saat ini manusia lebih dipusingkan dengan hal-hal yang bersifat duniawi, para orang tua berbondong-bondong memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah umum dengan harapan dapat menjamin masa depan anak-anaknya untuk mencari Rupiah. Padahal sekolah agama dengan sekolah umum letak perbedaannya bukan pada pelajaran umum, seperti mate-matika, bahasa inggris, biologi, fisika, kimia dan lainnya.
Sebenarnya letak perbedaan yang mendasar diantara keduanya adalah bimbingan akhlak. Bukan berarti saya mengatakan bahwa sekolah-sekolah umum tidak berakhlak, hanya saja di sekolah umum pendidikan akhlak lebih di tekankan pada materi pendidikan semata seperti pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan agama. Berbeda halnya dengan pendidikan di pesantren atau disekolah-sekolah agama, dimana siswa-siswi tidak hanya dibekali pengetahuan berupa Pendidikan Agama Islam seperti pelajaran akidah akhlak, Qur’an Hadits, bahasa Arab dan lain sebagainya, tetapi peserta didik juga dibekali Pendidikan Islam. Lalu apa bedanya pendidikan agama Islam dan pendidikan Islam?
Tentu saja berbeda, jika Pendidikan Agama Islam lebih berfokus pada mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh kurikulum, maka Pendidikan Islam adalah pendidikan yang sifatnya tidak nyata. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik seperti penanaman budi pekerti, akhlakul karimah, sopan santun dan perbuatan-perbuatan baik lainnya. Disinilah perbadaan nyata yang dapat dilihat antara dua tipe pendidikan ini. Maka bisa dinilai sendiri kan mengapa disekolah-sekolah umum sering terjadi bentrok dan tawuran antar siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H