Mohon tunggu...
Siti Nurhapipah
Siti Nurhapipah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Orang tua itu adalah segalanya

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apa itu Cinta?

27 Maret 2014   15:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:24 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By: Sitinurhapipah14@yahoo.co.id

Cinta adalah kata yang sangat sering dibicarakan, dirasakan dan banyak peristiwa yang mewarnai kehidupan masa remaja dengan atas nama cinta, sehingga sudah tidak asing lagi tentang kandungan dan makna cinta. Cinta adalah perasaan yang sulit untuk dipungkiri dimasa remaja ini, ketika kita merasakan adanya cinta perasaan menjadi tak karuan, hati merasa bahagia, selalu ceria, apalagi jika mendengarkan lagu cinta dan seseorang yang kita cintai ada di samping, hati merasa tentram serasa dunia ini seutuhnya milik kita.

Cinta adalah perasaan jiwa, getaran hati, pancaran naluri. Dan terpautnya hati yang mencintai pada pihak yang dicintai, dengan semangat yang menggelora dan wajah yang selalu menampilkan keceriaan. Cinta merupakan persaingan yang mendasar dalam diri manusia, yang tidak bisa terlepas dan merupakan sesuatu yang essensial. Dalam banyak hal, cinta muncul untuk mengontrol keinginan kearah yang lebih positif. Hal ini dapat terjadi jika orang yang mencintai menjadikan cintanya sebagai sarana untuk meraih hasil yang baik dan mulia guna meraih kehidupan sebagimana kehidupan orang-orang pilihan dan suci serta orang-orang yang bertaqwa dan selalu berbuat baik.

Cinta membuat orang menjadi aneh, jangan pernah menyalahkan cinta karena cinta tidak sedikitpun membuat kita aneh. Yang membuat cinta menjadi aneh adalah seseorang yang mengenal cinta dan salah mengartikan cinta yang sesungguhnya, karena cinta adalah hal yang wajar dikalangan remaja, bahkan Islam pun menganjurkan kita untuk mencintai dengan tingkatan-tingkatannya.

Islam adalah agama yang fitrah, maka Islam mengakui tentang hal itu. Hal yang sangat mendasar dalam diri manusia, namun Islam membagi beberapa tingkatan tentang cinta. Tingkatan-tingkatan cinta akan selalu ada dalam kehidupan ini sampai saatnya bumi dan seisinya dihancurkan oleh Allah. Adapun dasar tentang cinta ada dalam firman Allah dalam Q.S At Taubah: 24 yang artinya “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, pasangan-pasangan dan kaum keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, lebih kalian cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan (daripada) jihad dijalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan siksa-Nya. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”. Dari ayat diatas dapat dijelaskan tingkatan-tingkatan cinta, antara lain:

1.Cinta pada tingkatan tertinggi adalah cinta kepada Allah, RasulNya dan jihad dijalanNya

Pada tingkatan ini seseorang dalam hidupnya akan selalu mendahulukan cinta kepada Allah, RasulNya dan jihad dijalanNya. Dia akan selalu merasa yakinbahwa segala sesuatu yang telah Allah tetapkan adalah yang terbaik bagi manusia bahwa Allah lebih mengetahui daripada makhluknya.

2.Cinta pada tingkatan menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, keluarga, pasangan dan saudara

Cinta pada tingkatan menengah kita harus membentuk karakter individu, keluarga dan masyarakat nyata. Disini Allah tanamkan rasa cinta pada manusia, maka akan tercipta hubungan sosial antar bangsa yang dibangun atas prinsip ta’aruf (saling mengenal). Dengan demikian cinta pada tingkatan ini sangat penting untuk menciptakan kemaslahatan pribadi, keluarga khususnya dan untuk merealisasikan kemaslahatan antar bangsa dan seluruh ummat manusia pada umumnya.

3.Cinta yang paling rendah adalah cinta yang lebih mengutamakan harta, keluarga, daripada cinta kepada Allah, Rasul-Nya dan jihad dijalanNya.

Dizaman sekarang ini sangat ironis, tidak sedikit manusia yang lupa diri, lupa akan adanya Allah SWT dan lebih mengutamakan kepentingan duniawi daripada kepentingan akhirat. Sampai-sampai dia lebih mementingkan kerjaan yang menurutnya lebih menguntungkan untuk masa depan dia dan keluarganya, dibandingkan mendekatkan diri pada Allah SWT.

Ketika saya bertanya kepada keluarga, teman-teman dan disekitar rumah. Cinta yang paling utama bagi mereka adalah cinta kepada Allah SWT, RasulNya dan Jihad dijalanNya. Cinta yang kedua adalah cinta kepada orang tua, saudara, teman dan yang lainnya. Sungguh bahagianya saya ketika mendengar perkataan seperti itu, artinya mereka termasuk pada tingkatan-tingakatan yang tertinggi dan menengah, semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah dan termasuk orang yang selalu menjauhi larangan-larangan Allah SWT. Hikmah yang terkandung dalam cinta terdiri dari tiga, yaitu:

a.Cinta adalah proses ujian yang keras dan pahit dalam kehidupan manusia. apakah cinta itu dalam perjalanannya akan menghantarkan kepada jalan yang mulia atau menghempaskan kepada jalan yang hina.

b.Jika tidak ada cinta maka di dunia ini tidak aka ada inovasi, pembangunan dan peradaban.

c.Keberadaan cinta merupakan faktor dominan dalam melestarikan eksistensi manusia dan interaksinya dengan sesama manusia.

Cinta diarahkan kepada kebaikan, maka cinta dapat membawa keutuhan, perdamaian, kebaikan pada kehidupan bermasyarakat. Cinta yang ditumbuhkan oleh faktor keimanan, maka akan menghasilkan berbagai hal yang mengagumkan. Dapat mengubah sejarah, menegakkan puncak kejayaan dan kemuliaan dunia. Sebagai contoh adalah kehidupan generasi muslim pada masa dahulu. Dan masih banyak lagi hikmah yang lain dari adanya rasa cinta pada diri manusia. Semoga Allah senantiasa menjaga diri kita agar tidak terjebak pada cinta tingkat rendah. Aamiin

Selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun