Mohon tunggu...
Humaniora

Globalisasi Datang, Budayaku Sempat Hilang

17 September 2016   06:27 Diperbarui: 17 September 2016   07:53 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: portalsejarah.com

Hal yang sedang hangat dibicarakan dikalangan masyarakat pada umumnya akhir-akhir ini tidak lepas dari pengaruh globalisasi. Secara umum pengertian globalisasi adalah meluasnya pengaruh suatu negara ke negara lain di seluruh dunia. Dengan adanya globalisasi batas-batas antar  negara semakin sempit. Sehingga, interaksi antar negara baik dari bidang sosial, politik, budaya, ekonomi saling bergantung serta mempengaruhi.

Terjadinya globalisasi bukanlah peristiwa yang tiba-tiba terjadi, terdapat beberapa faktor pendorong terbentuknya globalisasi, faktor pendorong tersebut diantaranya adalah karena keterbatasan sumber daya alam, kebutuhan sumber daya manusia, semakin mudahnya proses transaksi jual beli, mudahnya sistem komunikasi dan distribusi barang antar negara meskipun berbeda kebudayaan, pertukaran mahasiswa antar negara, perlunya hubungan internasional untuk membahas kemajuan, mengurangi konflik, serta bisnis hutang piutang antar negara. Hal-hal tersebut diatas merupakan sebagian faktor utama pendorong terjadinya globalisasi. Idealnya setiap negara tidak dapat hidup sendiri, karena yang kita ketahui bersama bahwa manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain. Begitu pula dengan sebuah negara. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya negara harus melakukan hubungan kerjasama dengan negara lain.

Pengaruh dari globalisasi telah merata dibeberapa bidang, diantaranya adalah dalam bidang budaya. Seperti yang kita ketahui bahwa negara Indonesia adalah negara yang kaya, terutama dalam bidang kebudayaan. Ratusan bahkan ribuan kebudayaan yang berbeda-beda lahir di Indonesia dari sabang sampai merauke sehingga terciptalah semboyan ‘Bhineka Tunggal Ika’ yang berarti meskipun kita berbeda suku, budaya, agama, tradisi namun kita adalah warga Indonesia yang lahir dan tumbuh ditanah yang sama.

Dengan keanekaragaman kebudayaan yang dimiliki Indonesia, membuat negara-negara tetangga menjadi iri dan ingin memiliki beberapa kebudayaan Indonesia dengan mencuri atau mengklaim budaya        Indonesia. Seperti yang dilakukan oleh negara tetangga ‘Malaysia’ yang telah mengklaim setidaknya 10 budaya Indonesia. Budaya tersebut diantaranya adalah Tari pedhet, tari piring, keris, angklung, gamelan jawa, batik, lagu rasa sayange, reog ponorogo, kuda lumping, dan wayang kulit. Dan masih banyak lagi pengeklaiman yang dilakukan negara tetangga lainnya seperti sambal petai dan sambal nanas oleh Belanda, desain kerajinan perak desak oleh Amerika, dan masih banyak lagi.

Sebelum pengeklaiman terhadap lagu ‘Rasa Sayange’ asal Maluku, Malaysia sempat mengklaim tarian Reog Ponorogo. Reog Ponorogo adalah tarian yang berasal dari Jawa Timur, tarian tersebut sempat diklaim Malaysia dan dipentaskan diatas panggung dengan iringan lagu modern dalam sebuah acara di Malaysia dengan diganti nama menjadi ‘Tari Barongan’ serta diberi tulisan ‘Malaysia’ diatas kepalanya, dengan tujuan agar masyarakat dunia mengenal bahwa ‘tari Barongan’ yang sebelumnya bernama ‘Reog Ponorogo’ tersebut berasal dari Malaysia. Tentu Indonesia tidak terima dengan pencurian tersebut, sehingga Indonesia turun tangan atas kasus tersebut. Akhirnya Kedutaan Malaysia meminta maaf atas perlakuan tersebut kepada rakyat Indonesia.

Salah satu karakteristik bangsa Indonesia adalah melalui batik. Bahkan orang terkenal dunia seperti Barack Obama, Bill Gates, Nelson Mandela menggunakan batik dalam beberapa acara. Seperti yang kita tahu bahwa ribuan jenis batik diberbagai daerah di Indonesia memiliki corak dan bahan yang bervariasi. Rasanya masyarakat Indonesia tidak pernah kehabisan ide untuk membuat motif serta corak yang unik dan indah untuk menunjukkan identitas bangsa. Namun lagi-lagi kerajinan batik Indonesia diklaim oleh Malaysia. Pemerintah untungnya segera bertindak  atas perlakuan tersebut. Akhirnya, pemerintah Indonesia mendaftarkan batik Indonesia sebagai warisan budaya tak benda kepada UNESCO. Banyak proses yang harus dilalui bangsa Indonesia dalam rangka memperoleh pengakuan yang representatif. Bermula menjadi Nominasi Batik Indonesia, dan secara resmi oleh UNESCO diterima untuk diproses lebih lanjut. Pada akhirnya bertempat di Abu Dhabi, Uni emirat Arab. UNESCO menetapkan Batik Indonesia sebagai warisan dunia tak benda. Sehingga setiap tanggal 2 Oktober ditetapkanlah sebagai Hari Batik Nasional.

Adanya pengukuhan oleh UNESCO telah menghapus pengeklaiman dari Malaysia. Dengan adanya kejadian tersebut kita sebagai warga Indonesia seharusnya lebih menghargai warisan negara serta melestarikannya dengan menggunakan batik sebagai identitas bangsa.

Dengan adanya pencurian atau pengeklaiman berbagai kekayaan Indonesia dari negara tetangga memberikan dampak positif bagi bangsa Indonesia, diantaranya semakin dikenalnya kebudayaan Indonesia yang beragam oleh berbagai negara diseluruh dunia, ditetapkannya macam-macam kebudayaan Indonesia sebagai warisan dunia oleh UNESCO, seperti : wayang kulit, keris, batik, angklung, subak, tari saman, dan sebagainya. Memberikan  pelajaran kepada rakyat Indonesia bahwa kita adalah negara yang kaya akan budaya, dan seharusnya kita mampu menjaga seta melestarikannya.

Marilah kita sebagai pemuda yang baik untuk selalu mengapresiasi setiap kekayaan yang dimiliki negara tercinta ini dengan menjaga dan melestarikan budaya yang sudah ada. Dengan adanya globalisasi kita harus lebih pandai memposisikan diri dimana kita harus berada dan bagaimana harus bertindak. Segala yang terjadi pasti ada sisi baik maupun buruk, yang dapat kita lakukan adalah dengan meminimalisir kemungkinan terjadinya kejadian yang  buruk.

Sumber: 

www.infospesial.net/old/indonesia/daftar-budaya-indonesia-yang-di-klaim-negara-lain.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun