Lupa merupakan ketidakmampuan untuk mengingat atau menimbulkan kembali hal-hal berupa informasi, peristiwa, dan pengalaman tertentu yang telah pernah dialaminya (Winkel, 1983). Hal yang Pernah dialami tersebut tidak sepenuhnya hilang, tetapi tetap tersimpan dalam pikiran dan pada suatu waktu tertentu jika dibutuhkan dapat diingat (dipanggil) kembali. Tetapi bukan berarti semua yang  pernah dialami itu Akan tetap tersimpan seutuhnya dalam Ingatan kita dan dapat ditimbulkan Kembali saat dibutuhkan.Terkadang ada hal-hal yang tidak dapat ditimbulkan kembali atau yang dilupakan. Berikut beberapa teori terkait lupa dalam perspektif psikologi :
1. Teori Kemunduran (Decay Theory)
Teori ini menyatakan bahwa memori akan melemah dan terlupakan seiring berjalannya waktu jika tidak diperkuat atau diaktifkan kembali. Informasi dalam memori diibaratkan seperti jejak yang akan semakin memudar jika tidak diperbaharui.
Menurut teori ini, lupa terjadi karena materi dalam memori secara alami akan mengalami kemunduran atau peluruhan seiring berjalannya waktu. Semakin lama waktu berlalu sejak informasi disimpan, semakin besar kemungkinan untuk dilupakan.
2. Teori Penggantian (Replacement Theory)
Teori ini mengusulkan bahwa lupa terjadi ketika informasi baru menggantikan atau menghapus informasi lama dari memori. Kapasitas memori manusia terbatas, sehingga ketika informasi baru masuk, sebagian informasi lama harus dibuang untuk membebaskan ruang. Dalam konteks ini, lupa dipandang sebagai konsekuensi dari displacement (penggantian) informasi lama oleh informasi baru yang lebih relevan atau bermakna.
3. Teori Interferensi (Interference Theory)
Teori ini berpendapat bahwa lupa disebabkan oleh interferensi atau gangguan dari informasi lain dalam memori. Ada dua jenis interferensi:
Interferensi Proaktif: Informasi lama mengganggu pembelajaran dan penyimpanan informasi baru. Contohnya, kesulitan mengingat nomor telepon baru karena terganggu oleh nomor lama yang sudah dihapal.
Interferensi Retroaktif: Informasi baru mengganggu dan mengacaukan pengingatan informasi lama. Contohnya, kesulitan mengingat materi ujian sebelumnya karena telah mempelajari materi baru. Dalam teori ini, lupa terjadi karena kompetisi dan pertentangan antara informasi lama dan baru dalam memori, yang menyebabkan salah satu informasi terganggu atau terlupakan.
Ketiga teori ini memberikan penjelasan yang berbeda tentang proses dan penyebab lupa, namun saling melengkapi dalam memahami fenomena kompleks ini. Dalam kenyataannya, lupa bisa disebabkan oleh kombinasi dari kemunduran alami, penggantian informasi, dan interferensi antar-informasi dalam memori. Upaya yang dapat dilakukan untuk  meningkatkan daya ingat , terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya ingat, di antaranya:
- Melatih Otak
- Belajar hal baru
- Meditasi
- Menjaga gaya hidup sehat
- Tidur yang cukup
- Mengkonsumsi makanan yang bergizi
- Mengatur atau mengelola stress sebaik mungkin.