Alam merupakan tempat belajar kita. Kita bisa belajar dari berbagai fenomena yang terjadi di alam. Sebagaimana Isaac Newton yang menemukan hukum gravitasi dari buah apel yang jatuh dan mengenai kepalanya. Dia berpikir mengapa buah apel jatuh ke bawah. Begitu pula dengan Leonardo da Pisa atau yang dikenal dengan nama Fibonacci.
Fibonacci mempublikasikan buku pertamanya yang berjudul Liber abacci. Dalam buku ini, terdapat suatu permasalahan yang solusinya berkembang menjadi barisan bilangan Fibonacci.
Seseorang menempatkan sepasang kelinci muda (jantan dan betina) di suatu tepat yang tertutup. Berapa pasang kelinci yang dihasilkan dari sepasang kelinci dalam setahun jika diasumsikan bahwa kelinci menjadi produktif pada bulan kedua dan setiap bulan dihasilkan sepasang kelinci dari sepasang kelinci yang telah produktif?
Berdasarkan permasalahan tersebut, diperoleh barisan bilangan Fibonacci yaitu 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, ....
Barisan bilangan Fibonacci dapat didefinisikan secara rekursif sebagai berikut
1. Barisan bilangan Fibonacci pada Pertumbuhan Tanaman
2. Barisan bilangan Fibonacci pada Mahkota Bunga (petals)
Mahkota bunga (petals) atau yang sering dikenal sebagai daun bunga membuat suatu bunga terlihat cantik dan menarik. Banyaknya mahkota bunga dari bunga yang berbeda juga berbeda-beda. Banyak mahkota bunga merupakan bilangan yang ada dalam barisan bilangan Fibonacci. Banyaknya mahkota bunga dapat diamati pada gambar bunga-bunga sebagai berikut.