Mohon tunggu...
Nona Kumala
Nona Kumala Mohon Tunggu... Guru - Guru - Penulis

Berharap pada manusia adalah patah hati secara sengaja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Takdir

24 Juli 2022   15:28 Diperbarui: 24 Juli 2022   15:36 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Joana memutar tubuh, menatap bingung. "Nama saya, Tan?"

"Jangan panggil tante, umi Zeana aja," sahut wanita itu.

Joana menggaruk tengkuk yang sebenarnya tidak gatal, bingung harus mengatakan apa. Entahlah, mungkin perasaan saja, tetapi dengan wanita itu seperti ada aura istimewa.

Pakaian keduanya sudah basah kuyup. Hujan tak kunjung reda. Akhirnya, ini umi Zeana menarik tangan Joana menuju mobil.

"Kamu ikut umi aja, nanti diantar pulang," jelas umi Zeana setelah mereka berada dalam mobil.

Tak lama kemudian mereka tiba di depan sebuah bangunan mewah bak istana. Joana sampai tercengang melihat pemandangan itu. Bahkan dia tak menyadari kalau umi Zeana memperhatikan wajahnya.

"Ayo, masuk," ajak umi Zeana dengan lembut.

Joana tersentak kemudian tersenyum canggung. Baru kali ini dia menemukan orang selembut umi Zeana. Biasanya dia selalu menerima perlakuan kasar dari bibi, rasanya hari ini ia seperti bertemu ibu kandung.

"Rumah kamu di mana?" tanya umi Zeana sembari menyodorkan teh hangat. Joana yang mendengar hal itu langsung kaku, haruskah dia jujur pada orang yang baru dikenal?

"Em, aku-"

"Zeana!" Teriakan itu menghentikan ucapan Joana. Sontak keduanya bangkit untuk melihat siapa yang mengganggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun