Belum usai virus yang menyebar hampir lebih 2 tahun ini sempat menjadi pro kontra diantara beberapa belah pihak. Semisal masalah prokes (protokol kesehatan) dan berkerumun,terkait beberapa tempat yang ditutup termasuk pusat peribadahan, dan juga sempat adanya peniadaan sholat Jum'at di beberapa masjid.Â
Padahal, jika kita menerapkan Sila ke 1 bahwa segala hal yang terjadi atas kehendak Allah. Virus ganas saat ini pun atas kehendak-Nya, namun pemerintah kurang memahami artinya keyakinan atas Allah.
Maksutnya, jika Allah mampu memberi virus yang mematikan seperti ini, kenapa kita tidak hendak lebih mendekatkan diri untuk meminta perlindungan akan situasi seperti ini? malah dijauhkan dengan ditutupnya pusat peribadahan dan pembatasan pelaksanaan ibadah, yang di dalamnya adalah orang orang yang dalam keadaan bersih dan suci.Â
Hal ini dikarenakan dari hati mereka tidak ada keyakinan iman dengan Allah. Allah lah yang tau apa yang akan terjadi dan mengapa hal itu bisa terjadi. Dan setiap peristiwa pasti di dalamnya ada hikmah yang sangat memukau.
Virus ini membatasi tempat peribadahan, sehingga masyarakat tidak boleh berkerumun saat melaksanakan ibadah shalat, pada akhirnya masyarakat ada yg memutuskan untuk beribadah di rumah saja dan ada juga yang beribadah di masjid dengan memerhatikan prokes.Â
Jika kita melogika-kan virus ini dengan berpedoman sila ke 1, maka seharusnya kita berfikir bahwa virus ini datang sebagai tantangan orang-orang yang beriman, virus ini datang supaya kita lebih dekat dengan Yang Maha Kuasa, supaya kita lebih banyak berdo'a, dan berikhtiar kepada-Nya. Jika kita tidak mendekatkan diri kepada-Nya lalu bagaimana kita bisa menghadapi virus ini?
Jadi marilah kita senantiasa berdoa dan berikhtiar kepada-Nya, supaya kita diberi kekuatan untuk melawan virus ini, dan virus ini cepat berakhir. Supaay aktivitas kita kembali normal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H