Dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman dan toleransi antar umat beragama, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) MIT-16 UIN Walisongo Semarang kelompok 30 Desa Bulusan Kecamatan Tembalang Kota Semarang menyampaikan penyuluhan tentang moderasi beragama pada sebuah jam'iyah tahlil ibu-ibu yang rutin dilaksanakan bergiliran dari rumah ke rumah pada setiap rabu malam kamis pukul 18.30 WIB. Penyuluhan ini disampaikan pada  Rabu,  02 Agustus 2023 di rumah salah satu jam'iyah tahlil,  dengan tujuan untuk  memberikan wawasan agar saling pengertian, dan memperkuat kerukunan antar umat beragama di wilayah tersebut.
Penyuluhan ini dirancang khusus untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya moderasi dalam beragama, bermasyarakat, dan menghindari ekstremisme. Dalam situasi sosial yang penuh dengan perbedaan dan keragaman, menjaga dialog yang terbuka dan menghargai perbedaan adalah kunci bagi keberlanjutan perdamaian di masyarakat.
Para peserta terdiri dari jam'iyah tahlil ibu-ibu Kedungwinong Meteseh, Bulusan, dan mahasiswa KKN MIT 16 UIN Walisongo Semarang Kelompok 30 Desa Bulusan Kecamatan Tembalang yang terlibat dalam forum penyampaian atau pemaparan materi tentang moderasi beragama. Mereka semua mendengarkan dengan seksama pemaparan materi moderasi yang disampaikan oleh Rindi Saputri, salah satu mahasiswa KKN MIT-16 UIN Walisongo Semarang kelompok 30 Desa Bulusan. Dalam peningkatan pemahaman bersama tentang moderasi beragama dan bagaimana cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Penyuluhan ini terdiri dari tentang cara mengaplikasikan konsep moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari.
"Moderasi beragama adalah konsep yang menekankan pada sikap saling menghormati dan toleransi di antara kelompok agama yang berbeda. Konsep ini mengajarkan bahwa setiap orang memiliki hak untuk memilih dan mengamalkan agamanya masing-masing, tanpa adanya tekanan atau intimidasi dari pihak lain, " jelasnya.
"Lima cara untuk mengaplikasikan konsep moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya menghargai perbedaan, meningkatkan pemahaman, mempraktikkan nilai-nilai agama, menciptakan dialog, menjaga sikap tenang dan tidak mudah terprovokasi, " ujarnya.
Penyuluhan moderasi beragama dalam perkumpulan ibu-ibu merupakan bagian dari komitmen kolaboratif untuk mendorong perdamaian dan toleransi di wilayah tersebut. Para hadirin diharapkan dapat membagikan pengetahuan dan pengalaman mereka dengan keluarga dan lingkungan terdekat mereka, membantu menciptakan lingkungan yang inklusif dan saling menghormati di sekitar mereka.
 Dengan adanya acara penyuluhan ini, diharapkan masyarakat dapat membangun sikap saling pengertian dan menghargai perbedaan, sehingga tercipta kerukunan yang berkelanjutan di masa depan. Ini merupakan langkah penting dalam memperkuat hubungan antar umat beragama dan mendorong perdamaian dalam kehidupan sehari-hari.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H