Bangunan karya Prof. Walf Scheomaler ini merupakan salah satu ikon bersejarah dari kota Bandung di mana gedung ini memiliki catatan mendalam terkait perang dunia juga terkait dengan masa perang kemerdekaan di Bandung. Bagi orang awam Gedung putih Berdiri kokoh seakan tak ada peristiwa besar yang pernah terjadi di sana. gaya arsitektur art deco ini tampak terlihat megah dan menawan. Refleksi air dari kolam yang berada di depan gedung tersebut menambah keindahan setiap pasang mata yang melihatnya. Berdiri kokoh seakan tak ada peristiwa besar yang pernah terjadi di sana. Gedung Isola ini namannya diambil karena lokasinnya yang cukup jauh dari keramaian kota
Sejak Villa Isola ini berdiri, Berretty tidak sempat menikmati lama tinggal di sana. Sebagai seorang "Raja Media Cetak" dan karena memiliki kedekatan dengan pemerintah Hindia Belanda, maka surat kabarnya disinyalir menjadi salah satu corong pemerintah Hindia Belanda. Namun, Berretty "bermain mata" karena ternyata ia juga memiliki kedekatan khusus dengan pemerintah Jepang, yang tentunya membuat geram pemerintah Belanda. Karena itulah maka dalam kehidupannya Berretty sering menyendiri dan enggan bertemu banyak orang. kata Isola diambil dari Falsafat Baretty menempati Villa tersebut yaitu M Isollo E Vivo yang artinya "saya mengasingkan diri dan saya bertahan hidup".
Perlu kita ketahui, pascameninggalnya D. W. Berretty. Bangunan megah tersebut akhirnya dijual dan jatuh dalam kepemilikan Hotel Homan. Setelah Jepang mendarat di Pulau Jawa, Villa Isola dijadikan termpat tinggal dan kantor Komandan Divisi Tentara Hindia Belanda. Lalu berturut-turut gedung tersebut berganti fungsi sebagai markas tentara Jepang, kediaman sementara Jenderal Immamura, markas Kenpetai, museum kemenangan Jepang, markas tentara Sekutu, sebelum akhirnya terbengkalai dan rusak parah selama masa revolusi kemerdekaan.
Setelah melalui perjalanan panjang, sampai pada akhirnya upacara peresmian dan pembukaan PTPG pada 20 Oktober 1954, nama Bumi Siliwangi diresmikan sebagai pengganti nama Villa Isola oleh Mr. Mohammad Yamin, Menteri Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan ketika itu. Dan setelah renovasi yang cukup besar dari segi interior tanpa mengurangi nilai sejarah dari bangunan tersebut. Kini, Villa isola menjadi objek wisata bagi para wisatawan ataupun para pribumi yang sekedar ingin berkunjung untuk mengabadikan moment.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H