Mohon tunggu...
Siti Nabila Elvito
Siti Nabila Elvito Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Mahasiswa Universitas Sriwijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pola Asuh dan Hubungan Ibu dan Anak di Era Media Sosial : Refleksi Kasus Nikita Mirzani dan Putrinya

23 September 2024   12:49 Diperbarui: 6 Oktober 2024   07:55 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kehidupan selebriti sering kali menjadi topik hangat yang dibahas oleh berbagai kalangan. Salah satu kisah yang belakangan menjadi sorotan adalah hubungan antara Nikita Mirzani dan putrinya, Laura Meizani atau Lolly. Konflik yang terjadi antara ibu dan anak ini kerap menjadi perhatian publik, terutama karena sering diekspos melalui media sosial.

Salah satu isu yang ramai dibicarakan adalah spekulasi mengenai masalah pribadi yang dihadapi Lolly, meskipun hal ini belum mendapatkan konfirmasi resmi. Isu yang beredar di media sosial ini tentunya berdampak pada hubungan keduanya. Lolly sendiri telah menyangkal beberapa rumor yang beredar, menjelaskan bahwa situasi yang dialaminya tidak sesuai dengan apa yang digosipkan di media.

Psikolog Lita Gading turut memberikan pandangan bahwa tindakan mempublikasikan konflik keluarga, apalagi yang melibatkan anak, melalui media sosial adalah tindakan yang berisiko. Hal ini dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional anak, terutama di masa pubertas yang rentan terhadap tekanan sosial. Ketidakstabilan emosi yang ditunjukkan oleh Lolly di beberapa unggahannya bisa menjadi tanda bahwa ia sedang menghadapi masa-masa sulit, yang juga bisa berujung pada gangguan emosional jika tidak ditangani dengan tepat.

Pentingnya Pola Asuh yang Tepat

Dalam kasus ini, publik dapat melihat bahwa pola asuh yang diterapkan dalam keluarga sangat mempengaruhi perkembangan anak. Orangtua berperan penting dalam membimbing anak mereka melalui komunikasi yang sehat dan suportif. Pola asuh yang terlalu otoriter, seperti kontrol ketat tanpa adanya ruang untuk diskusi, dapat berdampak negatif pada anak. Hal ini tidak hanya dapat memicu perilaku agresif, tetapi juga menurunkan rasa percaya diri dan meningkatkan risiko masalah kesehatan mental, seperti depresi.

Penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dua arah antara orang tua dan anak sangat penting untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan mendukung perkembangan emosional anak. Pengasuhan bukan hanya tentang memberikan kebutuhan fisik, tetapi juga tentang memastikan anak mendapatkan dukungan emosional dan sosial yang mereka butuhkan.

oleh : Siti Nabila Elvito, Nazwa Aulia F, Khalisa Naura, Lusiyani, Audylla Toressa, Siti Nur Afifah, Refi  Marizka, Lia Puspita Sari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun