Cymbidium Mikivieta, Anggrek Tanah Berbunga Besar nan Cantik
Cymbidium Mikivieta merupakan salah satu jenis anggrek tanah yang berasal dari Australia. Konon katanya anggrek satu ini mulai masuk ke tanah air sekitar tahun 70an. Ia banyak dibawa masuk oleh turis atau warga Australia yang tinggal di Bali. Cymbidium Mikivieta saat ini sudah banyak bisa dijumpai di tanam di teras-teras rumah oleh para anggrek lovers atau petani tanaman hias di Bali, terutama mereka yang tinggal di daerah dingin seperti Bedugul.
Cymbidium Mikiveta merupakan cymbidium hasil silangan atau hybrid. Namun penulis belum menemukan siapa penyilangnya dan bagaimana silsilah persilangan dari Cymbidium Mikivieta ini.
Dilihat dari penampakan bunganya, Cymbidium Mikivieta memang tidak salah jika menjadi primadona dikalangan pecinta cymbidium. Bunganya cukup besar dan awet. Berwarna merah muda dengan bintil-bintil ungu gelap di area lidah bunga bagian dalam yang bergradasi putih. Biasanya satu tangkai bunga bisa memberikan 5-15 kuntum bunga. Bunganya bisa bertahan mekar cukup lama, antara 1-3 minggu dengan aroma yang sedikit harum. Harumnya seger, mirip aroma buah yang baru dibelah.
Tanaman ini sudah mulai bisa berbunga pada kisaran umur 2-3 tahun. Dimana spike bunga akan muncul dari sisi pangkal bulb atau bonggolnya. Dan bisa muncul lebih dari satu tangkai bunga dalam 1 rumpun. Penulis pernah menghitung dalam 1 rumpun jumbo, ada sekitar 29 tangkai bunga yang muncul dalam kurun waktu yang sama. Rumpun tersebut sudah lebih dari 10 tahun dalam rawatan. Satu rumpun yang memang begitu besar. Ketika pada akhirnya bunga mekar, ia mampu menghadirkan pemandangan yang begitu spektakuler dan cantik. Bahkan banyak pelanggan yang datang dengan niat hanya untuk berfoto selfi saja.
Untuk saat ini, Cymbidium Mikivieta menjadi salah satu cymbidium Aussie yang paling murah harganya dibanding cymbidium Aussie jenis lain. Dimana untuk variant Cymbidium Aussie lain harganya masih bisa dibilang cukup tinggi. Harga Cymbidium Mikivieta masuk dalam lingkup sedang. Hal ini terjadi mungkin karena memang Cymbidium Mikiveta sudah lama masuk ke Indonesia, sehingga penyebarannya sudah cukup meluas, atau bisa jadi disebabkan karena karakteristik dari Cymbidium Mikivieta sendiri yang cenderung cukup cepat perkembang biakannya. Sehingga petani atau penghobi bisa memiliki stock bibit yang lumayan melimpah.