Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari, yaitu pada tanggal 18 dilaksanakan di SD Negeri 2 Kedungwungu dengan mengajak anak-anak kelas 5 untuk menumbuhkan sikap moderasi terhadap sesama manusia dan alam, dengan tajuk "Sayangi Bumi melalui Moderasi Beragama". Mahasiswa mengajak siswa-siswi untuk berkreasi membuat celengan dari botol plastik dan gelas plastik. Mereka merasa senang dan gembira mengikuti kegiatan ini, "Seru kak", ujar Lia salah satu siswi kelas 5 SD 2 Kedungwungu. Melalui kegiatan ini, mahasiswa memiliki harapan agar anak-anak lebih cinta lingkungan dan dapat mengurangi produksi sampah. Di sisi lain, Mahasiswa juga melatih siswa-siswi untuk gemar menabung dan menggunakan uang seperlunya.
Bapak Suyitno, S. Pd. (selaku kepala SDN 2 Kedungwungu), dewan guru, dan para siswa/siswi merespon positif pelaksanaan kelas moderasi ini. Menurut kepala sekolah "meskipun setiap tahun SDN 2 menjadi tempat mengabdi mahasiswa KKN dari berbagai Perguruan Tinggi, namun baru kali ini diadakan kelas moderasi bagi siswa/siswi di SD kami, hal ini membuat kelas lebih hidup dan menjadi inovasi pembelajaran bagi anak-anak di kelas. Selain itu suasana kelas lebih “sumringah” karena diberikan juga praktik bagaimana cara mengimplementasikan moderasi beragama dalam sikap keseharian anaka-anak secara ringan dan mudah dipahami".
Berlanjut pada hari kedua dilaksanakan di MI NU Bustanul Ulum. Penyampaian materi kelas moderasi langsung disampaikan Dr. Irzum Farihah, S. Ag., M. Si. selaku Dosen Pembimbing Lapangan dengan Mahasiswa KKN-IKMB IAIN Kudus. Setelah penjelasan materi oleh Ibu Dr. Irzum Farihah, S. Ag, M. Si, para siswa-siswi sangat antusias dalam mengikuti kelas moderasi. Dalam penerapan moderasi beragama, siswa diajarkan tentang pentingnya mengenal dan menghargai agama juga budaya orang lain. Hal tersebut juga sduah diajarkan agama Islam, sebagaimana dalam QS. Surat Al-Hujurat ayat 13. Selain itu tepat sekali dipraktikkan hidup di Indonesia yang merupakan negara multiagama, bahasa, budaya dan etnis. Mahasiswa juga ikut serta menyampaikan materi kepada para siswa bahwa setiap orang harus memiliki kepercayaan dalam memiliki keyakinan beragama yang tidak sama atau berbeda, akan tetapi pada dasarnya setiap agama memiliki tujuan yang sama yaitu dalam setiap esensi kehidupan beragama dapat merasakan kebahagiaan lahir batin serta hidup rukun antar umat beragama.
Respon yang diberikan para siswa tampak dari semangat ketika siawa diminta untuk mempraktikkan model moderasi melalui alat peraga Spinner Moderasi Beragama. Siswa-siswi menjawab pertanyaan dengan baik dan tepat melalui alat peraga tersebut. "Seru sekali kak, jadi tambah pengalaman tentang tempat ibadah agama-agama di Indonesia", ujar Hazizah salah satu siswi MI Nu Bustanul Ulum.
Ibu Siti Maskhufah, S. Pd. I selaku kepala sekolah menyampaikan, dengan mengusung kelas moderasi seperti ini kegiatan yang diadakan sangat luar biasa. Karena menurut beliau pembelajaran jika hanya menggunakan teori siswa cenderung mudah sekali bosan dan pasif. Namun dengan kelas Moderasi seperti ini, di mana penjelasan serta salah satu cara pengimplementasian materinya mengunakan media bermain spiner bisa membuat pembelajaran menarik dan menyenangkan.
Pengetahuan moderasi beragama yang diajarkan di sekolah dapat menjadi bekal para siswa menjalani kehidupan bermasyarakat yang beragam terutama pendalaman wawasan keagamaan, utamanya nilai penting menyangkut sikap toleransi kepada sesama umat beragama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H