Mohon tunggu...
siti latifatul wahidiyah
siti latifatul wahidiyah Mohon Tunggu... Lainnya - karyawan swasta

mempelajari sesuatu yang baru terasa menarik buat saya . karena saya suka dengan hal2 yang baru dalam hidup saya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cahaya yang Tak Terpadamkan

30 Oktober 2024   16:58 Diperbarui: 30 Oktober 2024   17:06 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di balik senyummu yang teduh,  

Ada jejak langkah tak pernah lelah,  

Menghadapi hari dengan tabah,  

Menjalin mimpi bagi kita semua.

Pagi-pagi kau sudah terjaga,  

Mengurai matahari dengan doa,  

Menganyam hari penuh kasih,  

Mengukir ketulusan di hati.

Tak pernah kau hitung lelah,  

Tak pernah kau tuntut balas,  

Meski badai datang mengguncang,  

Tetap kau teguh bertahan.

Kau tahu cinta bukan sekadar kata,  

Ia adalah nafas dalam tiap langkahmu,  

Di dapur, di ruang tamu, di ruang rindu,  

Kau sisipkan cinta tanpa ragu.

Bagimu keluarga adalah titipan,  

Yang kau rawat dengan kasih sayang,  

Meski kadang kau terluka diam-diam,  

Tetap kau peluk semua dalam senyuman.

Terima kasih, wahai istri pejuang,  

Kau ajarkan arti ketegaran,  

Di setiap detik, di setiap helaan napas,  

Kau adalah cahaya, cinta, dan harapan yang abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun