Mohon tunggu...
siti latifatul wahidiyah
siti latifatul wahidiyah Mohon Tunggu... Lainnya - karyawan swasta

mempelajari sesuatu yang baru terasa menarik buat saya . karena saya suka dengan hal2 yang baru dalam hidup saya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hampa

21 Oktober 2024   19:17 Diperbarui: 21 Oktober 2024   19:34 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di antara sunyi yang tak bertepi,  
Kurasakan detik yang tak henti,  
Seperti jarak yang menelan arti,  
Hampa menyelimuti ruang hati.  

Langit tak lagi berseri,  
Bintang pun enggan berlari,  
Seakan dunia enggan bernyanyi,  
Tinggallah aku di sini, sendiri.  

Lukisan waktu tergores pudar,  
Kenangan membeku dalam hambar,  
Tak ada rasa, tak ada sadar,  
Segala yang indah kian memudar.  

Mencari arti yang tersesat,  
Dalam gelap tanpa jejak yang tepat,  
Namun, hampa tetap erat,  
Memeluk jiwa, enggan mengingat.  

Oh, hampa yang tiada rupa,  
Menari di balik tanya dan lupa,  
Mungkinkah ini hanya singgah semata,  
Ataukah selamanya kau akan ada?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun