Mohon tunggu...
siti latifatul wahidiyah
siti latifatul wahidiyah Mohon Tunggu... Lainnya - karyawan swasta

mempelajari sesuatu yang baru terasa menarik buat saya . karena saya suka dengan hal2 yang baru dalam hidup saya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Kopi

20 Juli 2024   21:59 Diperbarui: 20 Juli 2024   22:23 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Secangkir Kopi

Secangkir kopi di pagi hari,
Menghangatkan jiwa yang masih sunyi,
Aroma harum menyapa lembut,
Mengiringi embun yang perlahan surut.

Setiap tetesnya membawa cerita,
Tentang rindu, harapan, dan cita-cita,
Dalam keheningan yang terasa hangat,
Kopi menyapa dengan kasih yang lekat.

Secangkir kopi, teman setia,
Dalam sepi atau dalam tawa,
Ia hadir mengisi relung hati,
Menyambut hari dengan semangat murni.

Buih-buih kecil di permukaannya,
Seperti mimpi yang menari-nari,
Menjelma dalam hitam yang pekat,
Namun manis dalam setiap tegukan.

Secangkir kopi, penyejuk jiwa,
Dalam hiruk pikuk dunia yang fana,
Ia hadir dengan sederhana,
Mengajarkan arti ketenangan yang hakiki.

Saat senja perlahan menutup hari,
Secangkir kopi masih menemani,
Menyulam malam dengan kenangan indah,
Menghangatkan hati yang lelah.

Oh, secangkir kopi, engkau lebih dari sekadar minuman,
Engkau adalah cerita, teman, dan harapan,
Dalam setiap tegukmu, kutemukan ketenangan,
Menemani perjalanan hidup yang penuh warna.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun