Bila membahas mengenai KKN Â , apa yang ada dibenak pembaca? Keseruan bertemu orang baru, kebersamaan dengan teman kelompok ,menginap ditempat baru ,cinta lokasi atau mungkin saja KKN desa Penari ?Â
KKN tahun 2020 dan 2021 jelas berbeda dari KKN Tahun-tahun sebelumnya , bila KKN pada umumnya dikerjakan dalam bentuk kelompok dan dapat mengerjakan proker (program kerja) bersama maka KKN tahun ini  mahasiswa harus membuat proker sendiri-sendiri pada tahun ini itulah yang Universitas Jember terapkan .Â
Jika nampak mahasiswa KKN UNEJ Â yang terlihat meng-upload foto KKN berkelompok besar kemungkinan itu hanya kesamaan pada desa yang dijadikan tempat KKN . Penulis sendiri memilih desa yang dijadikan tempat KKN yang masih satu kecamatan dengan desa asal penulis.
Bertepatan dengan pandemi ini universitas-universitas di Indonesia tetap mengadakan KKN sebagai kewajiban mahasiswa. Tak luput juga dengan Universitas Jember yang selalu memasukkan program KKN sebagai wadah yang wajib dilaksanakan untuk menjalankan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi seperti  Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, Pengabdian kepada Masyarakat .Â
Pada kesempatan KKN tahun ini penulis mendapat kesempatan untuk melaksanakan KKN mandiri "Back To Village 3" di Desa Duwet sebuah desa yang cukup luas di Kecamatan Wates Kabupaten Kediri yang letaknya melewati beberapa desa dari tempat tinggal penulis .Â
Tema yang penulis ambil adalah pemberdayaan usaha masyarakat terdampak covid-19 dengan sasaran usaha Jamu tradisional "Sumber Rejeki" yang ada di Desa Duwet tersebut .Â
Sasarannya adalah Bu Ita yang merupakan istri dari pemilik usaha Jamu tersebut yaitu Pak Edy . Proses peracikan dilakukan oleh Pak Edy sedangkan pengemasan dilakukan oleh Bu Ita .Â
Proses pembuatan dimulai merebus beberapa bahan jamu di malam hari kemudian dilanjutkan dengan mencuci bersih bahan-bahan dan botol tempat jamu akan dikemas yang lakukan pada pagi hari sekitar Subuh menjelang lalu dilanjutkan dengan proses peracikan bahan yang kemudian langsung dikemas oleh Bu Ita .
Saat berbincang-bincang dengan staff di balai desa Duwet untuk mencari mitra sasaran yang kebetulan penulis mengambil tema kewirausahaan ,karena teman penulis ada yang menginginkan proker untuk mengajari ibu-ibu PKK maupun Karang Taruna membuat Jamu maka penulis terinspirasi untuk mencari mitra pembuat jamu tradisional dan lebih fokus ke pemasarannya .Â
Lalu staff di Balai Desa tersebut menyarankan penulis untuk mengajak penjual jamu yang ada didepan lapangan desa Duwet untuk bekerja sama .Â
Penulis pun mendatangi kedai Jamu yang ada didepan lapangan tersebut dan membicarakan terkait proker penulis kepada penjual jamu tersebut .Â