Mohon tunggu...
Siti FaridaNurhasanah
Siti FaridaNurhasanah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Isra Mi'raj Yang Bermakna dan Momentum Persatuan Umat Islam

25 Januari 2025   15:14 Diperbarui: 25 Januari 2025   15:14 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Peringatan Isra Mi'raj merupakan salah satu momen penting dalam sejarah Islam yang diperingati setiap tahun oleh umat Muslim di seluruh dunia. Peristiwa ini mengisahkan perjalanan luar biasa Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem (Isra), kemudian dilanjutkan dengan perjalanan spiritual ke langit (Mi'raj), yang membawa Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT. Selain sebagai salah satu mukjizat besar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, peringatan Isra Mi'raj harus memiliki makna mendalam dan tidak hanya sekadar menjadi seremonial tahunan belaka.

1. Makna Perjalanan Isra Mi'raj

Peringatan Isra Mi'raj lebih dari sekadar mengenang peristiwa besar dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang sangat penting. Perjalanan Isra (perjalanan malam dari Mekkah ke Yerusalem) dan Mi'raj (perjalanan ke langit) adalah pengingat bagi umat Muslim bahwa Allah memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu, termasuk alam semesta dan kehidupan manusia. Perjalanan ini mengajarkan tentang keteguhan iman dan ketaatan terhadap perintah Allah, meskipun perjalanan tersebut penuh dengan tantangan dan ujian.

Di sisi lain, peristiwa Mi'raj juga memberi makna spiritual yang mendalam terkait dengan hubungan antara hamba dan Tuhan. Dalam perjalanan Mi'raj, Nabi Muhammad SAW bertemu langsung dengan Allah SWT, yang menunjukkan bahwa umat manusia bisa mencapai derajat tinggi dalam kedekatan dengan Sang Pencipta melalui iman yang kuat dan ibadah yang tulus.

''Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang Kami berkahi sekelilingnya, untuk Kami tunjukkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
(QS. Al-Isra: 17)

''Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepadamu: 'Sesungguhnya Tuhanmu meliputi seluruh umat manusia.' Dan Kami tidak menjadikan pandangan yang Kami tunjukkan kepadamu (Isra Mi'raj) melainkan sebagai ujian bagi manusia dan pohon yang terkutuk dalam Al-Qur'an (yakni pohon Zaqqum). Dan Kami menakut-nakuti mereka, maka bertambah besar kekufuran mereka."
(QS. Al-Isra: 60)

'' Sesungguhnya Allah SWT mewajibkan shalat lima waktu pada malam Isra Mi'raj. Maka shalat itu adalah tiang agama, barang siapa yang mendirikannya, berarti dia mendirikan agama, dan barang siapa yang meninggalkannya, berarti dia meruntuhkan agama."
(HR. Bukhari dan Muslim)

''Aku dibawa (dalam perjalanan Mi'raj) melalui tujuh langit. Di setiap langit, aku bertemu dengan nabi-nabi yang berbeda. Di langit pertama, aku bertemu dengan Nabi Adam AS, di langit kedua dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya AS, di langit ketiga dengan Nabi Yusuf AS, di langit keempat dengan Nabi Idris AS, di langit kelima dengan Nabi Harun AS, di langit keenam dengan Nabi Musa AS, dan di langit ketujuh dengan Nabi Ibrahim AS. Setelah itu, aku mendekat kepada Allah."
(HR. Ahmad)

2. Pentingnya Merenungkan Makna Isra Mi'raj

Peringatan Isra Mi'raj seharusnya bukan hanya sekadar acara tahunan yang dirayakan dengan seremonial belaka. Di balik perayaan tersebut, umat Islam perlu merenungkan makna dan hikmah yang terkandung dalam peristiwa ini. Peringatan ini bisa menjadi momen untuk memperkuat iman, meningkatkan kualitas ibadah, dan memperbaharui tekad dalam menjalani hidup sesuai dengan petunjuk Allah SWT.

Salah satu pelajaran penting dari Isra Mi'raj adalah pentingnya shalat. Pada peristiwa Mi'raj, Allah SWT mewajibkan umat Islam untuk melaksanakan shalat lima waktu, yang menjadi tiang agama dan sarana utama untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Oleh karena itu, setiap kali memperingati Isra Mi'raj, umat Islam seharusnya tidak hanya mengenang peristiwa tersebut, tetapi juga merenung apakah shalat yang kita lakukan sudah sesuai dengan tuntunan-Nya, baik dari segi kualitas, kekhusyukan, maupun konsistensi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun