Mohon tunggu...
Siti FaridaNurhasanah
Siti FaridaNurhasanah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Guru Pengemban Dakwah

21 Januari 2025   17:30 Diperbarui: 21 Januari 2025   20:38 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bagi saya pribadi, menjadi seorang guru bukan sekadar sebuah pilihan profesi atau sekadar cita-cita yang ingin dicapai. Menjadi guru bagi saya adalah sebuah panggilan jiwa yang mendalam, sebuah amanah untuk berdakwah, untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan membimbing generasi muda agar dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, bijak, dan penuh moral. Ketika seorang guru memandang profesinya dari perspektif ini, maka tugas mengajar menjadi lebih dari sekadar menyampaikan materi pelajaran; itu adalah bagian dari proses untuk mendidik, membentuk karakter, dan menanamkan nilai-nilai yang akan membimbing anak didik dalam hidup mereka.

Sebagai seorang guru, niat utama yang harus ada adalah menjalankan kewajiban berdakwah, baik itu melalui kata-kata yang disampaikan di depan kelas maupun melalui teladan yang diberikan dalam kehidupan sehari-hari. Tanggung jawab seorang guru tidak hanya terbatas pada mengajarkan pelajaran akademis, tetapi juga meliputi mendidik karakter, mengajarkan budi pekerti, dan menanamkan rasa tanggung jawab. Ketika seorang guru menganggap profesinya sebagai sarana untuk berdakwah, maka ia akan berusaha untuk lebih peduli dan berusaha mempengaruhi anak didiknya dengan cara yang positif, agar mereka tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki kebijaksanaan dalam bertindak dan berpikir.

Sekolah bukan hanya sebuah tempat bekerja atau menjalankan kewajiban profesi, melainkan juga merupakan ladang dakwah yang subur, di mana guru memiliki kesempatan yang luar biasa untuk membentuk dan membimbing anak didik ke arah yang lebih baik. Di dalam sekolah, murid-murid dan wali murid adalah objek dakwah yang sangat berharga. Melalui interaksi sehari-hari, baik di dalam maupun di luar kelas, guru dapat memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap perkembangan mental, spiritual, dan moral anak didik. Bahkan, komunikasi dengan wali murid pun dapat menjadi sarana untuk memperkuat nilai-nilai yang diajarkan di sekolah, menjadikan lingkungan belajar semakin komprehensif.

Dengan melihat profesi guru sebagai bagian dari dakwah, saya percaya bahwa peran seorang guru menjadi jauh lebih bermakna. Setiap kata yang diucapkan, setiap tindakan yang dilakukan, dan setiap keputusan yang diambil dapat membawa dampak yang jauh lebih besar, tidak hanya bagi anak didik, tetapi juga bagi masyarakat luas. Inilah mengapa saya memandang profesi ini bukan sekadar sebagai pekerjaan, melainkan sebagai sebuah jalan untuk berkontribusi kepada umat dan masyarakat, serta memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi generasi penerus.

Amar Makruf Nahi Munkar Kewajiban Seorang Muslim

Mengajarkan kebaikan dan mencegah kejahatan (amar makruf nahi munkar) merupakan bagian integral dari dakwah seorang guru. Allah SWT berfirman:

 "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran: 104)

"Katakanlah (hai orang-orang mu'min), 'Tuhanku hanya mengharamkan hal-hal yang keji, baik yang tersembunyi maupun yang terang, dan dosa, serta mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujah tentang itu kepada seseorang, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.'" (QS. Al-A'raf: 33)

Nabi Muhammad SAW bersabda :

 "Dari Abdullah bin Mas'ud RA, Nabi SAW bersabda, 'Amar makruf nahi munkar adalah kewajiban atas setiap Muslim.'" (HR. Muslim)

 "Dari Abu Sa'id Al-Khudri RA, Nabi SAW bersabda, 'Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman.'" (HR. Muslim)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun