Seseorang yang meyakini sepenuhnya akan balasan dari Allah memiliki sikap yang luar biasa. Ia tidak hanya melihat kebaikan sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah. Keyakinan ini membuatnya tidak ragu untuk memberi, berbagi, dan membantu sesama tanpa mengharapkan balasan dari manusia. Dalam setiap pemberian, ia menyadari bahwa ganjaran terbaik adalah dari Allah, bukan dari makhluk.
Sebagaimana firman Allah Swt :
"Hal jazaul ihsan illal ihsan"
(Tidak ada balasan untuk kebaikan kecuali kebaikan pula).
Q.S. Ar - Rahman : Ayat 60
۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak ya tim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.
Q.S An-Nisa' : Ayat 36
Orang yang yakin akan balasan Allah memahami bahwa dunia adalah tempat menanam benih kebaikan. Ia ingin menjadi subjek kebaikan, bukan sekadar objek penerima. Dengan hati yang tulus, ia senantiasa mencari peluang untuk berbagi, baik dalam bentuk materi, ilmu, maupun waktu. Keyakinannya ini mendorongnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur'an.
Sikap tersebut juga membuatnya bebas dari ketergantungan pada manusia. Ia tidak berharap diberi, karena hatinya sudah penuh dengan rasa syukur kepada Allah. Justru, ia merasa malu jika terlalu sering menerima tanpa berkontribusi. Baginya, menjadi pemberi adalah cara untuk meneladani sifat-sifat Allah Yang Maha Pemurah dan menanamkan nilai-nilai kemuliaan dalam hidupnya.
Keutamaan ini menjadikannya teladan di tengah masyarakat. Dengan memberi, ia menyebarkan kebahagiaan dan menumbuhkan rasa cinta di antara sesama. Kebaikannya memotivasi orang lain untuk melakukan hal serupa, menciptakan lingkungan yang harmonis dan penuh berkah. Inilah buah dari keyakinan kepada Allah yang kokoh.
Pada akhirnya, hidupnya dipenuhi dengan keberkahan. Setiap kebaikan yang ia lakukan bukan hanya menambah tabungan akhiratnya, tetapi juga membawa ketenangan batin. Ia yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan amal kebaikan sekecil apa pun. Dengan keyakinan ini, ia terus melangkah, memberi, dan berbagi, menjadikan hidupnya penuh makna.