Mohon tunggu...
Siti FaridaNurhasanah
Siti FaridaNurhasanah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Aku Menjadi Seorang Guru?

23 Desember 2024   05:41 Diperbarui: 23 Desember 2024   05:41 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Mengapa Aku Menjadi Seorang Guru?

Menjadi seorang guru adalah profesi yang sangat mulia. Dalam Islam, ada hadis yang menyebutkan bahwa "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya" (HR. Ahmad). Profesi guru mewujudkan nilai ini karena guru adalah sosok yang memberikan ilmu, membimbing, dan membantu siswa-siswa menggapai masa depan mereka. Ilmu yang diajarkan oleh seorang guru tidak hanya bermanfaat di dunia, tetapi juga menjadi ladang amal jariyah yang pahalanya terus mengalir. Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau doa anak yang saleh." (HR. Muslim).

Selain sebagai ladang amal, profesi guru juga sangat dibutuhkan sepanjang waktu. Pendidikan adalah hak dasar setiap warga negara, dan sekolah akan selalu ada untuk memenuhi kebutuhan ini. Di tengah banyaknya pilihan profesi lain, menjadi guru adalah jalan hidup yang tidak hanya memberikan pekerjaan, tetapi juga membangun peradaban. Sekolah tidak pernah benar-benar berhenti, dan lowongan untuk guru selalu ada karena pendidikan adalah proses yang berlangsung seumur hidup.

Memang, menjadi seorang guru tidak selalu mudah. Banyak yang melihat gaji guru tidak besar, ditambah dengan tantangan menghadapi anak-anak yang sering kali sulit diatur. Namun, menjadi guru bukan sekadar pekerjaan, melainkan misi mulia. Dengan kesabaran, keteladanan, dan doa, seorang guru mampu menanamkan nilai-nilai positif dan mengubah perilaku anak didiknya. Melihat siswa yang dulunya nakal menjadi pribadi yang lebih baik adalah kebahagiaan tersendiri, dan itu tidak ternilai dengan uang.

Guru juga dikenal sebagai sosok yang digugu dan ditiru. Artinya, seorang guru harus menjadi teladan dalam ucapan, sikap, dan perbuatannya. Anak-anak memperhatikan dan meniru apa yang mereka lihat dari gurunya. Oleh karena itu, menjadi seorang guru berarti harus selalu menjaga akhlak dan etika, sehingga bisa menjadi inspirasi yang baik bagi murid-muridnya. Tugas ini memang berat, tetapi juga sangat berharga, karena guru adalah pembimbing karakter generasi penerus.

Lebih dari itu, menjadi guru adalah bagian dari perjuangan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya mengubah kehidupan individu, tetapi juga membawa perubahan bagi masyarakat. Melalui pendidikan, seorang guru membangun generasi yang cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia. Peran ini sangat penting untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.

Keutamaan menjadi guru juga terlihat dari penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Meski sering disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, seorang guru sebenarnya mendapatkan tanda jasa yang sangat besar: cinta dan penghormatan dari murid-muridnya. Seorang murid mungkin akan lupa pada banyak hal, tetapi mereka tidak akan pernah lupa pada guru yang telah menginspirasi dan mendidik mereka.

Bagi saya, menjadi seorang guru adalah jalan hidup yang penuh dengan hikmah dan pelajaran. Setiap hari, saya belajar sabar, ikhlas, dan terus memperbaiki diri. Profesi ini juga mendekatkan saya pada Allah SWT, karena saya merasa menjalankan amanah-Nya untuk mencerdaskan dan membentuk akhlak anak-anak bangsa.

Semoga lebih banyak anak muda yang terinspirasi untuk menjadi guru. Jadikanlah profesi ini sebagai ladang amal jariyah yang pahalanya tidak terputus. Guru bukan hanya pekerjaan, tetapi panggilan jiwa untuk menjadi bagian dari perjalanan hidup orang lain. Dengan menjadi seorang guru, kita tidak hanya bekerja, tetapi juga meninggalkan jejak kebaikan yang akan terus dikenang sepanjang masa di dunia dan akhirat. Aamiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun