Mohon tunggu...
Siti EllyaRamadhina
Siti EllyaRamadhina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Badminton

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penulis Kango, Patrice Lumumba dan karyanya

14 Desember 2024   16:51 Diperbarui: 14 Desember 2024   16:51 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demi kemerdekaan Kongo ini, meskipun hari ini diproklamasikan melalui kesepakatan dengan Belgia, sebuah negara yang bersahabat, yang memiliki kedudukan yang setara dengan kita, tidak seorang pun warga Kongo yang layak menyandang nama itu akan pernah dapat melupakan bahwa kemerdekaan itu diraih melalui perjuangan, perjuangan sehari-hari, perjuangan yang bersemangat dan idealis, perjuangan yang tidak menghindarkan kita dari kekurangan maupun penderitaan, dan untuk itu kita memberikan kekuatan dan darah kita. Kami bangga dengan perjuangan ini, atas air mata, api, dan darah, hingga ke lubuk hati kami, karena itu adalah perjuangan yang mulia dan adil, dan sangat diperlukan untuk mengakhiri perbudakan yang memalukan yang dipaksakan kepada kami dengan paksa.

Sebagian besar jurnalis Eropa terkejut dengan pidato Lumumba yang keras. Media Barat mengkritiknya. Majalah Time menggambarkan pidatonya sebagai "serangan kejam"

Congo, My Country: Manifesto Kemerdekaan dan Keadilan Sosial

Kongo, My Country adalah sebuah karya yang menggambarkan pandangan Lumumba tentang nasib bangsanya pasca-kemerdekaan. Dalam tulisan ini, Lumumba tidak hanya berbicara tentang kebebasan politik, tetapi juga tentang pentingnya kebebasan ekonomi dan sosial bagi rakyat Kongo. Dalam karya ini, ia mengkritik keras penjajahan Belgia yang telah menindas rakyat Kongo selama berabad-abad dan merampok sumber daya alam mereka tanpa memberikan keuntungan bagi penduduk asli.

Lebih dari itu, Congo, My Country juga berisi seruan kepada pemimpin Kongo untuk menjaga persatuan dan keutuhan bangsa. Lumumba menyadari bahwa meskipun Kongo telah merdeka, tantangan yang dihadapi bangsa ini tidak berakhir begitu saja. Banyak elemen dari sistem kolonial yang masih berpengaruh dalam politik dan ekonomi negara, sehingga rakyat Kongo harus terus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang sejati. Dalam esainya, Lumumba menekankan pentingnya untuk menghindari intervensi asing yang bisa mengancam kedaulatan negara dan membahayakan integritas bangsa.

Beberapa tema utama yang dibahas dalam esai ini meliputi:

Kritik terhadap Penjajahan Belgia

Lumumba menekankan betapa parahnya dampak penjajahan Belgia terhadap Kongo. Belgia telah mengeksploitasi sumber daya alam Kongo dan merampas kekayaan negara tanpa memberikan manfaat nyata bagi rakyat Kongo. Penjajahan tidak hanya merusak ekonomi, tetapi juga menghancurkan identitas budaya rakyat Kongo. Lumumba melihat penjajahan Belgia sebagai akar dari banyak masalah yang dihadapi Kongo setelah kemerdekaan, seperti kemiskinan, ketidakadilan sosial, dan ketergantungan pada negara-negara penjajah.

Kemerdekaan yang Belum Sepenuhnya Terwujud

Meskipun Kongo telah meraih kemerdekaan pada tahun 1960, Lumumba mengingatkan bahwa kemerdekaan sejati belum sepenuhnya terwujud. Kemerdekaan tidak hanya berarti lepas dari kekuasaan kolonial, tetapi juga tentang kedaulatan politik dan ekonomi. Lumumba mengkritik elit politik yang muncul setelah kemerdekaan yang tidak mampu mengelola negara dengan baik dan cenderung terjebak dalam pengaruh asing, terutama dari bekas penjajah Belgia dan negara-negara besar lainnya.

Seruan untuk Persatuan Bangsa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun