Mohon tunggu...
Siti JanatunAniah
Siti JanatunAniah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana Jakarta

NIM: 55521120068 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus Pemikiran Gadamer untuk Memahami Mekanisme dan Alur Pemeriksaan Perpajakan

24 September 2024   21:41 Diperbarui: 24 September 2024   21:45 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Fusion of Horizons 

Gadamer memperkenalkan konsep "fusion of horizons" (perpaduan cakrawala). Ini menggambarkan bagaimana pemahaman terbentuk ketika pandangan dunia (horizon) dari penafsir dan teks bertemu dan saling mempengaruhi.

4. Tradisi dan Sejarah

Gadamer berpendapat bahwa pemahaman dipengaruhi oleh tradisi dan konteks sejarah. Ia menegaskan bahwa kita selalu terikat pada tradisi kita, dan pemahaman berkembang melalui warisan budaya yang kita terima.

5. Konteks 

Konteks sangat penting dalam interpretasi. Gadamer percaya bahwa makna suatu teks tidak dapat dipisahkan dari konteks historis dan sosialnya.Pemikiran Gadamer berpengaruh luas, tidak hanya dalam filsafat tetapi juga dalam bidang sastra, linguistik, dan ilmu sosial. Ia telah membantu membentuk pemahaman modern tentang bagaimana interpretasi dan komunikasi bekerja dalam berbagai disiplin ilmu.

Pemikiran Hans-Georg Gadamer sering kali berfokus pada hermeneutika, yaitu seni dan ilmu untuk memahami teks, konteks, dan interaksi antar manusia. 

Berikut adalah beberapa poin penting dari pemikiran Gadamer yang bisa diterapkan untuk memahami mekanisme dan alur pemeriksaan pajak:

1. Dialogis dan Interaksi:

Gadamer menekankan pentingnya dialog dalam proses pemahaman. Dalam konteks pemeriksaan pajak, dialog antara wajib pajak dan otoritas pajak sangat penting untuk mendapatkan klarifikasi dan menjembatani perbedaan pandangan.

2. Sejarawan dan Tradisi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun