Mengapa Orang Butuh Menulis
Meskipun pena sudah jarang berbicara untuk untuk menemani tuannya menulis, namun menulis bisa tetap berjalan  melalui transformasi teknologi yang kian masif.
Banyak aplikasi yang bisa digunakan menulis di dunia digital, misalnya, Colornote, WPS Office dan lainnya. cukup jemari saja yang menari diatas tombol - tombol keybord. Bahkan, hanya dengan berbicara ataupun bercerita, sang aplikasi akan siap menjalankan tugasnya dengan baik untuk mewakili jemari Anda. Begitu banyaknya kemudahan, kapan dan dimanapun Anda bisa menulis. Masihkah ada alasan Anda untuk tidak menulis?
Banyak sekali alasan mengapa orang harus menulis. Salah satunya adalah mengurangi beban yang dipikirkan. Dengan menulis hati lebih plog. Ini merupakan jenis terapi untuk menyelesaikan masalah yang Anda hadapi. Dengan menulis membuat Anda merasa lebih bahagia. Menulis membuat Anda sangat merasa nyaman. Berdialog dengan hati sangatlah luar biasa.
Tak jarang orang menulis karena memiliki kegundahan dengan masalah hidup. Dari masalah anak yang super nakal, suami sama sekali tidak romantis, orang tua yang keras kepala, terpuruknya keuangan keluarga yang berujung pada bertebarannya tagihan, menderita penyakit yang sulit disembuhkan, dan masih banyak lagi permasalahan yang menjerat kehidupan.
Problema hidup yang menumpuk dipundak, membuat Anda seakan tak mampu lagi untuk berdiri, sehingga  menjadikan emosi manusia tidak stabil. Hal ini jika tidak segera ditemukan solusinya, justru akan berdampak buruk bagi psikologi seseorang. Jalan satu-satunya adalah dengan menuangkan permasalahan tersebut melalui tulisan. Dengan demikian suara hati Anda akan terwakili oleh tarian jemari untuk merangkai huruf demi huruf, kata demi kata hingga menjadi rangkaian kaliamat yang ayu.
Luar biasa bukan.?
- Lantas apa lagi permasalahannya dengan menulis, dan mengapa Anda harus menulis buku? Â Mari kita simak sebuah hadis dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta'ala 'anhu, bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda "Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat" (HR. Bukhari). Sesungguhnya itulah sebabnya, kita memiliki kewajiban yang besar untuk berdakwa.
Berbagi ilmu pengetahuan melalui tulisan akan menjadikan ladang amalan yang tidak akan pernah habis, meskipun kita telah tiada. Banyak sekali ilmu yang bisa disampaikan untuk sesama, dari ilmu agama, ilmu ekonomi, Â ilmu kesehatan, ilmu kenegaraan, ilmu hukum, ilmu sains, ilmu hidup hingga kembali pada sang Kholiq.
Berdakwapun  bisa melalui tulisan, maka menulislah meskipun seumur hidupmu hanya sekali menyelesaikan satu buku. Ungkapan ini mengajak kita secara nyata untuk bisa berbagi ilmu pengetahuan dan menebarkan kebaikan untuk sesama manusia. Melalui tulisan, akan menjadikan hidup Anda lebih berarti.
Pada dasarnya orang belajar menulis, belum faham kenapa ia harus menulis. Mereka cenderung hanya butuh 'how dan what". yakni ingin tau bagaimana (how) cara menulis, dan menulis tentang buku apa (what), atau sekedar ikut-ikutan saja, sampai pada berapa besar rupiah yang akan mengalir ke kantong dari hasil menulis. Jika demikian  ujung-ujungnya hanya mengejar duit.
Terlebih pendidik, menulis sekedar mengejar tercapainya target demi terpenuhinya angka kredit untuk kenaikan pangkat dalam publikasi ilmiah. Namun seiring berjalannya waktu pendidik mulai menggeliat. Menulis merupakan bagian dari kewajiban sebagai pendidik tidak hanya sekedar menulis penilaian tindakan kelas saja.