Mohon tunggu...
Siti NuHanifah
Siti NuHanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Salatiga

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Faktor Pendorong Penulisan Al-Qur'an

10 Mei 2022   15:31 Diperbarui: 10 Mei 2022   15:42 1622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jam'u Al Qur'an adalah perhimpunan atau pengumpulan Al Qur'an yang belum tertata rapi atau masih berserakan untuk di teliti dan diselidiki oleh manusia.

Manna' Al Qattan membagi pengertian jam'u Al Qur'an dalam dua bagian yaitu Pertama dalam arti hifzuhu artinya menghafal dalam hati tidak dengan mengeluarkan suara namun dapat mengerak-gerakan kedua bibir dan lidahnya untuk membaca Al Qur'an.

 Kedua dalam arti kitabuhu kullihi artinya penulisan Al Qur'an semuanya baik itu memisah-misahkan ayat dan suratnya secara terpisah dan tidak digabungkan menjadi satu. Jam'u Qur'an meliputi  proses penyampaian, pencatatan, pengumpulan catatan dan kodifikasi sehingga menjadi mushaf al-Qur'an yang sempurna.

JAM'U AL Qur'an pada masa Rasulullah

Pertama pengumpulan dalam dada, dahulu orang-orang Arab mempunyai saya ingat yang kuatkuat, dikarenakan dahulu mereka tidak bisa menulis dan membaca.

Sehingga ketika mereka menulis syair dan silsilah keluarga maka mereka menulisnya didalam hati.

Termasuk mereka yang menerima ayat-ayat Al Qur'an dari Nabi Muhammad.

Kedua yaitu dalam bentuk tulisa. Lima puluh sahabat nabi ditugaskan oleh Nabi Muhammad sebagai penulis wahyu. Penulisan dikalagan sahabat tentang penulisan Al Qur'an menyebab kan Nabi melarang umatnya untuk tidak menulis selain Allah Qur'an. 

Bentuk Al Qur'an pada masa Nabi Muhammad, Nabi tidak merangkum semua surah dalam satu jilid kertas.

Namun sebenarnya Al Qur'an sudah ditulis pada Zaman Nabi namun surat-suratnya belum tersusun dengan rapi.

Faktor pendorong penulisan Al Qur'an pada masa Nabi Muhammad yaitu Pertama memback up hafalan yang telah disampaikan Nabi dan sahabatnya.

Kedua mempresentasikan wahyu dengan cara sempurna, karena jika mengandalkan dari sahabat tidak cukup karena terkadang mereka lupa dengan hafalannya.

Disebutkan sejumlah bahan untuk menyalin wahyu-wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad.


1.Riqa atau lembaran lontar daun yang kering atau kulit binatang.
2.Likhaf atau batu yang berwarna putih.
3.'Asib atau pelepah kurma yang terbuat dari ujung dahan pohon kurma yang tipis.
4.Aktaf atau tulang berikat unta.
5.Adlla' atau tulang rusuk bisanya tulang rusuk unta.
6.Adim atau lembaran kulit yang terbuat dari kulit binatang asli merupakan bahan utama untuk menulis pada masa itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun