Mohon tunggu...
Siti NurSela
Siti NurSela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Banyak Bicara Adalah Kunci dari Gerbangnya Neraka ❕

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Geografi dalam Interaksi Belajar Mengajar di Sekolah

2 Januari 2024   21:58 Diperbarui: 2 Januari 2024   22:04 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Geografi di SMA Swasta Taruna Mandiri Pekanbaru

Guru dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu penyelenggara pendidikan yang peranannya didalam kelas tidak bisa digantikan oleh kemajuan teknologi yang semakin berkembang dari masa ke masa, sebab seorang guru berperan sebagai fasilisator pendidikan, pembimbing, pengarah, pemberi motivasi dan merangkul siswa. Oleh karena itu, guru wajib memiliki kompetensi dan meningkatkan keempat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. 

Guru wajib memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan pihak-pihak yang ada di sekolah maupun terhadap orang tua dan masyarakat, sebab seorang guru layaknya sama dengan manusia pada umumnya ialah makhluk sosial yang hidupnya selalu berdampingan dengan manusia lain. Guru harus berjiwa sosial, mampu bergaul menolong, terbuka bahkan tidak sebaliknya yakni individu yang tertutup dan tidak memperdulikan orang-orang disekelilingnya. Kemampuan guru dalam berkomunikasi dan bergaul dengan semua elemen yang ada di sekolah diantaranya kepada peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, kepala sekolah, tata usaha sampai dengan satpam dapat dilihat ketika dia bergaul dan berkomunikasi efektif dengan elemen-elemen di sekolah. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru geografi sebagai bagian dari masyarakat disekolah ini untuk :

1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat

Komunikasi dapat dipahami sebagai jembatan untuk menghubungkan satu orang kepada orang lain agar pesan dapat diterima oleh si penerima pesan. Berdasarkan pengertian diatas dapat dipahami bahwa komunikasi baik secara lisan, tulisan maupun isyarat membuat orang lain mudah menerimanya sesuai dengan harapan si pemberi pesan dan informasi. Jadi, media komunikasi bisa berupa isyarat melalui gerakan tubuh, morse, maupun alat bantu seperti surat, gambar, serta alat bantu visual lainnya. Setiap guru dituntut mempunyai kompetensi sosial termasuk juga guru Pendidikan Geografi. 

Menurut pantauan setiap hari guru Pendidikan Geografi memiliki kemampuan dalam berkomunikasi baik didalam kelas saat mengajar maupun diluar kelas. Kompetensi sosial adalah kemampuan seorang guru yang merupakan bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, orangtua dan masyarakat. Kompetensi sosial di sekolah tersebut merupakan suatu hal yang menjadi perhatian di sekolah tersebut, sebab bagaimana pun juga keberhasilan dalam bergaul dan menyampaikan informasi kepada siswa maupun para guru tergantung dari kemampuan diri seorang guru dalam berkomunikasi dan bergaul. 

Komunikasi efektif dalam pembelajaran ialah kejelasan bahasa bahwa dalam menyampaikan informasi atau materi harus menggunakan bahasa yang jelas agar siswa mudah menerima dan memahaminya serta ketepatan dalam penggunaan bahasa. Peneliti memperoleh keterangan langsung dari Bu Roza selaku Guru yang mengajar mata pelajaran geografi dikelas XI IPS yang menyatakan bahwa:

"Bahasa yang saya gunakan saat menjelaskan materi di kelas Alhamdulillah mudah dipahami dan dimengerti, kemudian saya juga sering memberikan nasehat kepada para peserta didik saat ribut". 

Jadi, sebagaimana yang dipaparkan oleh guru diatas bahwa guru Pendidikan Geografi menggunakan bahasa yang mudah dipahami sehingga diperoleh kesimpulan bahwa guru Pendidikan Geografi memiliki kemampuan dalam berkomunikasi.

2. Menggunakan Teknologi Komunikasi dan Informasi secara Fungsional

Guru merupakan salah satu komponen dalam pendidikan dengan tugas utama mengajar, mendidik, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi siswa didalam kelas, oleh karena itu diperlukan guru yang inspiratif, kreatif, inovatif dan mampu memanfaatkan tekonologi informasi dan komunikasi. Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu sistem jaringan komputer yang dapat diakses oleh siswa. 

Guru yang inovatif dalam kegiatan pembelajaran memanfaatkan beberapa media pendidikan, salah satunya komputer dan proyektor. Penggunaan media tersebut agar materi cepat di cerna oleh siswa dan lebih mengefisienkan waktu. Kadang dalam proses pembelajaran materi tidak sempat diajarkan semua karena keterbatasan waktu, maka penggunaan proyektor lebih memudahkan dan lebih memanfaatkan waktu dengan baik. Menurut hasil wawancara, guru di sekolah SMA Swasta Taruna Mandiri Pekanbaru ini telah menggunakan Teknologi dengan baik. Apalagi saat peneliti menanyakan langsung kepada guru yang bersangkutan dan guru ini mengatakan dengan sejujurnya bahwasanya beliau ketika mengajar itu selalu menggunakan media pembelajaran seperti infokus sendiri, laptop bahkan gadget.

Hal ini membuktikan bahwa guru-guru di sekolah tersebut apalagi guru Pendidikan Geografi mampu menggunakan dengan baik teknologi dan komunikasi yang ada. Keterangan informan yang diungkapkan oleh Ibu Roza Wati mengatakan bahwa sebagai berikut :

"Guru Pendidikan Geografi yang juga ada disekolah ini mampu menggunakan teknologi yang ada dan memanfaatkan teknologi yang ada, akan tetapi dalam kegiatan belajar mengajar guru pendidikan Geografi tidak menggunakan alat proyektor karena alat proyektor yang tersedia terbatas". 

Dari hasil Wawancara dan keterangan informan yakni Ibu Ferawaty diatas dapat dipahami bahwa guru Pendidikan Geografi mampu menggunakan teknologi yang ada, akan tetapi karena keterbatasan alat proyektor, sehingga penggunakaan proyektor didalam kelas tidak selalu digunakan oleh guru Pendidikan Geografi.

3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali siswa.

Indikator esensial bergaul secara efektif terhadap peserta didik untuk membantu pendidikan peserta didik serta membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran, sedangkan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik maupun masyarakat dapat dijumpai melalui diskusi tentang masalah-masalah pendidikan ataupun mengenai informasi tentang pencapaian peserta didik di sekolah. Sesuai hasil wawancara dengan guru Pendidikan Geografi mengenai hubungannya dengan elemen sekolah bahwa: 

"Hubungan antara guru Pendidikan Geografi dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik sangat baik dan harmonis, sebab kita berada pada satuatap yang sama-sama menginginkan kemajuan sekolah SMA Swasta Taruna Mandiri ini, oleh karena itu menyelesaikan masalah bersama adalah salah satu perhatian para guru disini". 

Terkait dengan kemampuan guru Pendidikan Geografi dalam membangun interaksi dalam kelas, berikut ini hasil penelitian melalui wawancara, peneliti mendapat keterangan terkait dengan kemampuan guru Pendidikan Geografi dalam bergaul secara efektif di kelas. Menurut keterangan Ibu Roza Wati langsung sebagai guru pengajar materi pelajaran geografi IPS dikelas XI mengatakan bahwa : 

"Sebelum belajar yang dilakukan oleh saya sendiri ialah mempersilahkan membaca doa setelah itu guru menanyakan kabar, kemudian melanjutkan materi yang akan disampaikan".

Menanyakan kabar adalah awal dalam membangun interaksi didalam kelas sebelum masuk pada proses pembelajaran. Hal tersebut rutin dilakukan setiap hari sebelum masuk pembelajaran bahwa guru sebelum masuk pada proses pembelajaran dan melanjutkan materi, guru biasanya memberikan motivasi, dorongan dan aspirasi kepada siswa-siswanya. Ini membuktikan bahwa guru tersebut mampu bergaul secara efektif didalam kelas. Adapun munculnya permasalahan di lingkungan sekolah baik disebabkan oleh peserta didik maupun para pendidik, guru-guru di sekolah tersebut bersama-sama dalam menyelesaikan masalah tersebut melalui musyawarah. 

4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar

Keberadaan seorang guru bukan hanya diharapkan di lingkungan formal saja akan tetapi meluas ke lingkungan masyarakat, sehingga diharapkan guru tidak hanya terbatas di dinding-dinding sekolah atau bergaul di lingkungan sekolah saja melainkan juga bergaul secara santun ditengah masyarakat. Bergaul secara santun dengan masyarakat diharapkan karena sejatinya guru adalah bagian dari masyarakat yang harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan masyarakat. 

Hasil wawancara dengan informan Bu RozaWati selaku guru Pendidikan Geografi telah memenuhi kompetensi sosial. Berikut ini adalah pemaparannya : 

"Mengenai masalah kompetensi sosial itu, Alhamdulillah! teman-teman semua disini diterapkan karena salah satu kegiatan kemasyarakatan baik yang menyangkut keagamaan semua guru terlibat ikut didalamnya, bukan hanya ikut akan tetapi terlibat langsung dalam kepanitiaannya. Kemudian kalau ada bakti sosial kita ikut semuanya dan kalau ada undangan baik itu pernikahan ataupun sebagainya kita hadiri semua. Itu adalah bukti bahwa guru Pendidikan Geografi telah memenuhi standar Kompetensi sosial". 

Salah satu standar memenuhi kompetensi sosial adalah dengan mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan kemasyarakatan adalah salah satu implementasi dari kompetensi sosial. Sebagaimana yang di paparkan oleh informan diatas dapat disimpulkan bahwa guru Pendidikan Geografi memenuhi standar kompetensi sosial karena keterlibatannya dalam mengikuti kegiatan kemasyarakatan. Adapun usaha yang dilakukan pihak kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi sosial guru Pendidikan Geografi sehingga memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik.

B. Interaksi Belajar Mengajar di SMA Swasta Taruna Mandiri Pekanbaru

Proses belajar mengajar adalah proses interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan didalam kelas agar tujuan pendidikan tercapai. Salah satu unsur-unsur terjadinya interaksi belajar mengajar adalah terdapat siswa, guru, tujuan, materi, metode, sarana/alat/media dan evaluasi. Siswa adalah kunci dari semua pelaksanaan pendidikan, Tiada pendidikan tanpa anak didik. Untuk itu, siswa harus dipahami dan dilayani sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya sebagai siswa. 

Pelaksanaan tugas guru harus profesional mengemban tugas mengantarkan anak didiknya mencapai tujuan. Tujuan yang harus dipahami oleh guru meliputi tujuan berjenjang mulai dari tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan umum pembelajaran sampai dengan tujuan khusus pembelajaran. Interaksi belajar mengajar merupakan suatu proses komunikasi yang melibatkan pendidik dan peserta didik maupun unsur-unsur lainnya. Salah satu cara membangun interaksi belajar mengajar di kelas ialah melakukan pemilihan metode dan strategi mengajar bagi guru. 

Metode mengajar merupakan cara atau atau teknik penyampaian materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh guru. Metode ditetapkan berdasarkan tujuan, materi pembelajaran serta karakteristik anak. Hasil penelitian melalui wawancara dengan Ibu roza wati bahwa : "Pemilihan dan penggunaan metode pada materi pelajaran Pendidikan Geografi disesuaikan dengan Kompetensi Dasar (KD) yang ingin capai, seperti metode ceramah, metode tanya jawab dan metode diskusi. Akan tetapi metode yang paling dominan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar ialah metode ceramah". 

Metode ceramah merupakan metode dimana guru lebih dominan berbicara selama proses belajar mengajar berlangsung. Dapat dikatakan bahwa guru aktif dan siswa pasif mendengarkan. Pada metode ini, komunikasi hanya terjadi satu arah saja dan tidak terjadi interaksi, akan tetapi, bukan berarti tidak ada timbal balik yang terjadi, sebab guru Pendidikan Geografi memiliki strategi lain dalam membangun interaksi agar siswa tidak pasif. Walaupun metode ceramah yang dominan digunakan, namun guru Pendidikan Geografi memiliki strategi dalam membangun interaksi belajar mengajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun