Mohon tunggu...
Siti Zubaidah
Siti Zubaidah Mohon Tunggu... Guru - Long Life Learner

Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dari Buah Sawo Menjadi Bolu Kukus

10 Agustus 2024   10:46 Diperbarui: 10 Agustus 2024   11:16 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Saat sedang menikmati Sabtu pagi yang cerah sambil membaca dan scrolling media sosial tetiba ada seorang ibu paruh baya seraya membawa kantong plastik menghampiriku. Pernah tauma karena sebelumnya pernah ada kejadian seorang ibu setengah baya membawa kantong kresek untuk menjajakan dagangannya. Setelah barang dagangannya kami beli, ibu itu pun izin meminjam uang untuk biaya sekolah anaknya, katanya. 

Jujur kami tidak mengenal ibu setengah baya ini sama sekali dan tetiba ingin meminjam uang. Namun suami akhirnya memberikan uang ke ibu tersebut yang kemudian berjanji akan mengembalikannya di tanggal yang disebutkan.Ternyata hingga setahun berlalu, ibu tersebut tidak nampak wujudnya. Suami pun sudah mengikhlaskannya.

Kembali ke ibu paruh baya yang usianya lebih tua dari orang tua saya dan suami itu izin memasuki rumah kami. Sambil meletakkan kantong plastik bawaannya, ibu tersebut izin untuk duduk. Saya masih berjaga-jaga khawatir kejadian serupa tentang meminjam uang terulang.Namun ternyata dugaan saya salah, ibu paruh baya itu bercerita bahwa kemarin ibu itu mencari obat untuk vertigonya yang kambuh dan kerabatnya mengatakan bahwa memakan sawo mengkal dapat membantu meringankan gejala vertigo yang dideritanya.Sampailah ia di rumah kami yang memang memiliki pohon sawo. 

Ibu tersebut izin ke saya karena kemarin sudah mengambil sawo tanpa sepengetahuan saya pemilik pohon sawo tersebut.Setelah minta keridhoan pemilik sawo, ibu itu memberikan sekotak kue bolu kukus yang masih hangat yang ia simpan dalam kantong plastik kresek yang dibawanya. Dan akhirnya kami saling memperkenalkan diri.Ternyata rumah ibu tersebut tidak jauh dari rumah kami hanya beda komplek.

Sabtu pagi yang sarat hikmah. Jika saya tidak mengizinkan ibu paruh baya itu memasuki rumah kami, tentu saya tidak akan mengenal seorang ibu yang sangat menjaga kehalalan makanannya. Pun saya tidak akan sarapan bolu kukus buatan ibu paruh baya itu yang rasanya sangat sedap. Namun berhati-hati terhadap orang yang tidak dikenal tetap perlu sebagai bentuk antisipasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun