Teori  ekonomi telah menjadi bagian dari bidang sosiologi sejak awal, berasal setidaknya secara implisit dari karya Karl Marx pada pertengahan hingga akhir abad kesembilan belas. Sosiolog menganggap konsumsi penting dalam kehidupan sehari-hari, identitas, dan tatanan sosial. Banyak sosiolog menghubungkannya dengan kelas sosial, identitas, keanggotaan kelompok, usia, dan stratifikasi yang memainkan peran penting dalam modernitas. Â
Teori Kelas karya Thorstein Veblen (1899) umumnya dianggap sebagai karya teoritis utama pertama yang menjadikan konsumsi sebagai fokus utamanya. Meskipun berakar pada masa awalnya, penelitian tentang konsumsi dimulai dengan sungguh-sungguh pada paruh kedua abad ke-20 di Eropa, terutama di Inggris. Â
Konsumsi dalam perspektif sosiologi ekonomi merupakan kajian yang berfokus pada interaksi antara masyarakat dan perilaku konsumtif, serta bagaimana struktur sosial dan ekonomi mempengaruhi kebiasaan konsumsi individu.Â
Sosiologi konsumsi dapat didefinisikan dalam dua cara:
1. Hubungan Masyarakat-Konsumsi : Melihat bagaimana masyarakat mempengaruhi konsumsi dan sebaliknya, bagaimana konsumsi mempengaruhi masyarakat. Contohnya, dalam agama Islam, jenis makanan yang boleh dikonsumsi bergantung pada aturan haram-halal.
2. Pendekatan Sosiologis : Ini meliputi konsep-konsep, variabel-variabel, teori-teori, dan metode yang digunakan dalam sosiologi untuk memahami kompleksitas aktivitas konsumsi, mulai dari perolehan, penggunaan, pertukaran, pencitraan, pemaknaan, dan peredaran konsumsi
Sosiologi Ekonomi adalah sebuah studi yang meneliti bagaimana masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari akan barang dan jasa dengan pendekatan atau sudut pandang analisis sosiologis. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.Â
Menurut hasil ditemukan dalam tinjauan sosiologi ekonomi bahwa para mahasiswa telah terbawa arus oleh perkembangan zaman, sehingga mereka terpengaruh oleh iklan, tren mode di televisi, program informasi, gaya hidup selebriti, dan berbagai bentuk industri budaya populer lainnya dengan banyak diskon atau promo yang tersedia. Saat ini, kehidupan masyarakat mengalami penurunan karena banyaknya pengguna internet yang melakukan transaksi di pasar virtual.Â
Sebagai para pelajar yang telah mempelajari konsep konsumsi dalam Islam, yaitu tidak berlebihan dalam berbelanja, sebaiknya Anda mempertimbangkan dengan baik untuk menggunakan pasar maya. Agar rasionalisme Islam dapat diterapkan untuk mencapai kebaikan umum. Kemaslahatan bisa tercapai apabila seseorang memberikan prioritas pada kebutuhan daripada memenuhi keinginan yang tidak terukur dan tak terbatas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H