Gotong royong pada kegiatan Marharoan Bolon etnik Simalungun di kelurahan Sipolha, kecamatan pematang Sidamanik, kabupaten Simalungun. Marharoan Bolon adalah sebuah wujud kearifan lokal penduduk Simalungun, Marharoan Bolon merupakan kegiatan gotong royong yang merupakan kegiatan tahunan. Kegiatan Marharoan Bolon pada masyarakat Sipolha yaitu kegiatan gotong royong yang dilakukan secara bergiliran dalam mengerjakan ladang (marsialopari), biasanya kegiatan gotong royong guna menyukseskan acara pesta atau hajatan yang dibuat oleh tuan rumah (marhobas) dan gotong royong untuk memperbaiki dan membersihkan jalan yang dilakukan oleh masyarakat kelurahan Sipolha untuk keperluan dan kepentingan bersama. Dalan setiap pelaksanaan gotong royong mereka juga memiliki aturan dan langkah-langkah yang harus dilestarikan dikarenakan tujuan dari Marharoan Bolon ini yakni agar masyarakat saling peduli dan saling menghargai satu sama lain. Kegiatan Marharoan Bolon ini masih tetap dijaga kelestariannya agar tetap dilaksanakan oleh masyarakat Simalungun khusus masyarakat Sipolha.
Karena adanya pengaruh globalisasi dan masuk nya pengaruh IPTEK mengakibatkan terjadinya sejumlah perubahan pada kebudayaan etnik Simalungun
khususnya dalam musik tradisional (Purba, 2003). Perubahan dalam penyajian musik
tradisional Simalungun terlihat pada inggou dan gual. Inggou pada zaman dulu, memiliki
ciri khas sendiri sebagai kebudayaan Simalungun yang digunakan dalam berbagai kegiatan
seperti marondang bittang sedangkan gual sebagai musik instrumental Simalungun pada
zaman dahulu, dipadukan dengan sarunei, ogung,dan alat musik tradisional lainnya.
Sedangkan pada saat ini, musik Simalungun lebih banyak dikombinasikan atau
menggunakan alat musik modern. Terdapat berbagai hal yang mengikis eksistensi musik
tradisional pada masyarakat maupun generasi muda, seperti peminjaman budaya (culture
borrowing) dan proses globalisasi. Masuknya budaya barat ataupun kebudayaan K-pop
mengakibatkan generasi muda lebih menyenangi kebudayan luar. Untuk itu seiring
perubahan zaman menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern.
Sebagai akibatnya masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih
praktis dibanding dengan kebudyaan lokal.
Namun dengan Pengaruh globalisasi terhadap budaya Simalungun, mengingatkan kembali rasa kepedulian terhadap budaya Simalungun dan melestarikannya ditengah-tengah masyarakat dengan terus melakukan kegiatan Marharoan Bolon. Untuk itu Pemerintah disana mengatakan "Mari kita terus bergandengan tangan bersama-sama menjaga eksistensi dan jati diri melalui pelestarian budaya Simalungun dan meningkatkan rasa cinta dan rasa memiliki terhadap budaya kita, dan mari kita mulai dari lingkungan yang terkecil yakni  dari keluarga kita masing-masing".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI