Mohon tunggu...
Siti Nawiyah
Siti Nawiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)

Kuliah di Universitas Maritim Raja Ali Haji, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Film

Kritik Sastra: Film Merindu Cahaya De Amstel

23 November 2022   22:22 Diperbarui: 23 November 2022   22:33 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: liputan6.com

Film Merindu Cahaya De Amstel adalah film bergendre drama religi yang digarap oleh sutradara Hadrah Daeng Ratu dan dirilis pada 20 Januari 2022. Film ini diangkat dari novel karya Arumni Ekowati yang terbit tahun 2015 dengan judul yang sama "Merindu Cahaya De Amstel" berkisah tentang kisah cinta, namun bukan sekedar kisah cinta biasa tapi mengenai upaya menghadapi berbagai problem cinta secara Islami. kita juga dapat mengambil pelajaran tentang kisah percintaan yang sesuai dengan ketentuan islam. Penulis Skenario pada film ini yaitu Benni Setiawan dan diproduksi oleh Unlimited Production. 

Produser pada  film ini yaitu Oswin Bonifanz. Lokasi syuting film ini sendiri berada di Belanda. Dengan durasi film sekitar 107 menit mendatangkan penonton hingga 376.095 penonton.

Tokoh-Tokoh pemain pada Film Merindu Cahaya De Amstel diperankan oleh Amanda Rawles sebagai Marien Veenhoven atau Khadija Veenhoven, Bryan Domani sebagai Nicholas Van Djick (Nico), Rachel Amanda sebagai Kamala, Oki Setiana Dewi sebagai Fatimah, Ridwan Remin sebagai Joko Maudy Koesnaedi sebagai Ibu Kamala, Dewi Irawan sebagai Bibi Kamala, Floris Bosma sebagai Niels, Angele Roelofs sebagai Ibu Marien/Khadija, Allard Warnas sebagai Mister Gustaaf

Alur cerita yang bagus dan menarik menjadi  Kelebihan pada film ini. Film ini menceritakan tentang seorang gadis Belanda bernama Khadijah Veenhoven yang memeluk Islam. 

Sebelum khadijah memeluk  islam khadijah memiliki kehidupan yang bebas dalam mencari jati diri hingga nekat membunuh diri namun ia dipertemukan dengan seorang muslimah dan memutuskan untuk masuk islam. Konflik agama dan anggapan negara asalnya pada islam menjadi tantangan  khadijah dalam memegang teguh ke Islamannya. 

Selain itu, perjalanan kisah cinta beda agama antara Khadijah dan Nico menjadi daya tarik pada kisah film ini. Pertemuan yang tidak disengaja antara khadijah dan Nico yaitu saat Nico memotret Khadijah dan melihat hasil foto itu, tubuh khadijah memancarkan cahaya. 

Nico penasaran dengan gadis itu dan mencari tau. Hingga akhirnya ia tertarik dengan Khadijah. Kisah ini tidak hanya sampai disitu, berlanjut menjadi cinta lintas agama dan cinta segitiga yang menghiasi keseluruhan film ini. 

Konflik percintaan yang ditawarkan sangat mendewasakan, dan bersamaan dengan itu konflik soal agama pun dihadirkan dalam film ini. film ini juga dapat dijadikan sebagai media dakwa dalam penyampaian pesan-pesan yang islami, dan mengajak kita untuk lebih jernih dalam memahami cakrawala keislaman, kehidupan dan juga cinta.

Sedangkan Kekurangan dalam film ini yaitu pada ending yang mudah ditebak dan plot masih terasa kurang. Penonton juga tidak merasakan adanya klimaks pada film ini.  Namun keseluruhan film ini baik ditonton karna banyak mengandung pesan moral.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun