Mohon tunggu...
Siti Nur Rohmawatil Ula
Siti Nur Rohmawatil Ula Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang baru saja menemukan minat dalam dunia menulis. Sejak kecil, saya tidak terlalu menyukai cerita dan narasi, tetapi baru-baru ini saya mulai mengeksplorasi kemampuan saya dalam menulis. Saya percaya bahwa menulis adalah cara yang kuat untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan, serta berbagi pengalaman dengan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Atletik

Rasisme dalam Bidang Equestrian di Inggris??

10 Desember 2024   22:00 Diperbarui: 10 Desember 2024   21:45 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atletik. Sumber ilustrasi: PEXELS/Andrea Piacquadio

Pengertian olahraga berkuda adalah suatu aktivitas dimana manusia mampu menunggangi, mengendarai, melompat, atau berlari dengan menggunakan kuda (Pratama, Krisnawati, and Yuuono 2023). Banyak orang memiliki minat dalam olahraga berkuda atau equestrian. Equestrian memiliki sejarah yang kaya dan beragam. Namun, olahraga ini tidak lepas dari isu sosial seperti penindasan dan pengalaman rasial. Hal tersebut semakin terlihat dalam konteks demonstrasi anti rasisme yang terjadi belakangan ini di Inggris, yang terutama dialami oleh para penunggang kuda dari kelompok etnis minoritas.


Rasisme ini sering muncul dalam bentuk diskriminasi terhadap atlet dengan latar belakang etnis minoritas. Meskipun olahraga ini dianggap elit dan sering diasosiasikan dengan kelas atad, banyak individu dari ebberapa komunitas yang merasa terpinggirkan dalam lingkungan tersebut. British Horse Society (BHS) ini mengungkap sejumlah masalah serius yang terjadi di dalam komunitas berkuda. Beberapa masalah tersebut seperti penindasan dan pelecehan, diskriminasi, permasalahan gender, dan kurangnya keberagaman dalam representasi atlet berkuda (Sport 2014).


Setelah kematian George Floyd, demonstrasi anti rasisme di Inggris menciptakan kesadaran akan perlakuan tidak adil terhadap orang dengan berbagai warna kulit maupun etnis di berbagai bidang, termasuk salah satunya olahraga berkuda atau equestrian. Beberapa wawancara yang ada menunjukkan bahwa dalam perlombaan berkuda, peserta berkulit hitam mendapatkan penindasan di sekolah berkuda maupun tempat pelatihan berkuda. Bahkan ada yang mengatakan terdapat biaya tambahan yang signifikan bagi peserta yang berkulit hitam. Sudah banyak yang melakukan unjuk rasa dalam perlakuan buruk terhadap etnis minoritas.


Selain itu, potensi yang ada di atlet equestrian juga sering mengalami tantangan tambahan. Terdapat beberapa atlet yang melaporkan pengalaman diskriminasi dan stereotip yang menghalangi proses untuk mencapai potensi penuh mereka. Misalnya, terdapat isu atlet yang merasa bahwa mereka harus bekerja lebih keras untuk mendapat pengakuan dibandingkan dengan rekan rekan mereka yang berasal dari latar belakang yang lebih mapan secara sosial. Hal tersebut juga terdengar familiar di negara kita sendiri, Indonesia. Masih banyak diskriminasi terhadap kemampuan atlet melalui kalangan rendah dan kalangan atas.


Tak hanya itu, pelecehan juga pernah dilakukan terhadap para penunnggang kuda yang ada di Inggris. Banyak penunggang kuda khususnya yang berasal dari etnis minoritas mengaku pernah mengalami pelecehan. Hal tersebut dilakukan oleh sesama penunggang dari berbeda etnis, pelatih, hingga official. Bentuk dari pelecehan tersebut pun beragam, mulai dari ucapan rasis, penghinaan, hingga ancaman.


Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan isu ini, British Horse Society (BHS) dan beberapa disiplin maupun organisasi berkuda di Inggris melakukan tindakan untuk mengatasi masalah penindasan maupun diskriminasi ini. Mereka mengambil langkah seperti menerapkan beberaoa kode etik baru, memberikan pelatihan dan pendidikan mengenai keberagaman dan pencegahan penindasan, dan membuat prosedur pengaduan(Jurga 2019). Menurut beberapa masyarakat, langkah yang diambil oleh British Horse Society (BHS) ini diharapkan cukup efektif. Khususnya untuk prosedur pengaduan diharapkan jelas dan mudah diakses bagi para atlet maupun penunnggang kuda yang ingin melaporkan tindakan penindasan maupun diskriminasi. Harapannya, tindakan ini bisa menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan efektif bagi para equestrian.


Isu penindasan dan pengalaman rasial dalam olahraga berkuda di Inggris mencerminkan tantangan yang lebih luas dalam masyarakat. Meskipun ada kemajuan menuju inklusivitas, masih banyak hal yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa semua atlet memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan sukses dalam bidang equestrian. Melalui kesadaran dan tindakan kolektif, ada harapan bahwa masa depan equestrian dapat menjadi lebih adil dan merangkul keberagaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun