Konsep sensitisasi adalah alat yang berharga bagi para peneliti, terutama dalam penelitian kualitatif. Mereka bertindak sebagai lensa melalui mana peneliti dapat menafsirkan data, mengungkap makna tersembunyi dan nuansa yang mungkin terlewatkan. Pendekatan ini mendorong pemahaman yang lebih dalam tentang subjek penelitian dan konteksnya.
Apa itu Konsep sensitisasi?
- Konsep sensitisasi adalah kerangka kerja teoretis atau ide yang memandu peneliti dalam pengumpulan dan analisis data mereka. Mereka bukan definisi atau hipotesis yang kaku tetapi titik awal untuk eksplorasi. Konsep-konsep ini membantu peneliti untuk:
- Mengidentifikasi tema dan pola yang relevan: Dengan berfokus pada konsep-konsep tertentu, peneliti dapat mengidentifikasi tema dan pola kunci dalam data mereka yang mungkin tidak segera terlihat jelas.
- Mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang subjek penelitian: Konse sensitisasi memungkinkan peneliti untuk melangkah melampaui pengamatan tingkat permukaan dan menggali makna dan motivasi yang mendasari para peserta.
- Menantang asumsi yang ada: Dengan menggunakan konsep sensitisasi, peneliti dapat mempertanyakan bias dan asumsi mereka sendiri, yang mengarah pada pemahaman yang lebih bernuansa dan kritis tentang subjek penelitian.
Apa kata mereka terkait sensitisasi?Â
Blumer, H. (1954). What is wrong with social theory? American Sociological Review, 19(1), 3-10.
Blumer mengkritik teori sosial yang terlalu jauh dari realitas sosial dan tidak mampu menangkap dinamika sosial yang kompleks. Blumer menekankan pentingnya memahami tindakan sosial dalam konteksnya yang spesifik, sebuah gagasan yang sejalan dengan penggunaan konsep sensitisasi yang membantu peneliti untuk menggali makna dalam konteks tertentu. Blumer adalah salah satu tokoh utama dalam perspektif interaksi simbolik, yang sangat relevan dengan konsep sensitisasi karena menekankan pentingnya makna yang dibangun bersama dalam interaksi sosial.
Glaser, B. G., & Strauss, A. L. (1967). The discovery of grounded theory: Strategies for qualitative research. Chicago: Aldine.
Glaser memperkenalkan konsep grounded theory, yaitu metode penelitian kualitatif yang sangat relevan dengan konsep sensitisasi. Grounded theory menekankan pentingnya data dalam mengembangkan teori, dimana konsep sensitisasi dapat berfungsi sebagai titik awal untuk menggali data dan membangun kategori. Grounded theory menggunakan pendekatan induktif, di mana teori muncul dari data, sama seperti konsep sensitisasi yang digunakan untuk menggali makna yang tersembunyi dalam data.
Strauss, A. L., & Strauss, A. L., & Corbin, J. (1990). Basics of qualitative research: Grounded theory procedures and techniques. Newbury Park, CA: Sage.
Strauss mengembangkan lebih lanjut dari grounded theory yang diperkenalkan sebelumnya. Buku tulisan mereka membahas secara mendalam tentang proses konseptualisasi dalam penelitian kualitatif, di mana konsep sensitisasi memainkan peran penting dalam memberikan kerangka kerja untuk memahami data. Tulisan ini memberikan panduan yang komprehensif tentang analisis data kualitatif, termasuk penggunaan konsep sensitisasi untuk mengidentifikasi tema dan pola.
Ketiga referensi di atas saling melengkapi dan memberikan landasan teoretis yang kuat untuk penggunaan konsep sensitisasi dalam penelitian kualitatif. Mereka menekankan pentingnya dalam memahami konteks, mengembangkan teori dari data, dan menganalisis secara mendalam.Â
Dengan kata lain, konsep sensitisasi adalah alat yang sangat berguna bagi peneliti kualitatif yang ingin memahami fenomena sosial secara mendalam. Referensi-referensi di atas memberikan landasan teoretis yang kuat untuk penggunaan konsep sensitisasi dan menunjukkan bagaimana konsep ini dapat diintegrasikan dalam berbagai tahap penelitian kualitatif.