Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Relasi Moralitas dan Memayungi Hayuning Bawana

22 Agustus 2024   20:22 Diperbarui: 22 Agustus 2024   20:35 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Memayu Hayuning Bawana 

Memayu Hayuning Bawana adalah sebuah filosofi atau nilai luhur yang berasal dari kebudayaan Jawa. Jika diterjemahkan secara harfiah, artinya bisa beragam, tegapi secara umum mengacu pada upaya untuk "memelihara dan menyempurnakan tatanan dunia".

Memayu merujuk pada kata "memperindah" atau "memperbaiki". Hayuning merujuk pada kata "keselamatan" atau "kebahagiaan". Bawana merujuk pada "dunia" atau "alam semesta".

Makna yang terkandung dari Memayungi Hayuning Bawana. 

  • Memayu artinya memelihara, merawat, atau menyempurnakan. Ini menunjukkan tindakan aktif untuk menjaga dan meningkatkan kualitas sesuatu.

  • Hayuning artinya kesempurnaan atau keindahan. Ini merujuk pada keadaan ideal atau harmoni yang diinginkan dalam segala hal.

  • Bawana artinya dunia atau alam semesta. Ini menunjukkan cakupan yang luas, tidak hanya terbatas pada lingkungan fisik, tetapi juga mencakup dimensi spiritual dan sosial.

Konsep ini mengajak kita untuk hidup selaras dengan alam, menjaga hubungan sosial, dan mengembangkan diri. Konsep ini juga menekankan pentingnya hubungan yang selaras antara manusia dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia. 

Prinsipnya, memayu Hayuning Bawana dapat diartikan sebagai "memperindah atau memperbaiki keselamatan dunia". Konsep ini menekankan bahwa manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan memelihara keseimbangan alam semesta agar tercipta kehidupan yang harmonis dan bahagia.

Meskipun berasal dari zaman "kuna" (archaic) tetapi nilai-nilai Memayu Hayuning Bawana tetap relevan hingga kini. Dalam era globalisasi yang penuh tantangan, filosofi ini dapat menjadi pedoman untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, damai, dan berkelanjutan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun