Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cerita Bunga dalam Badai, Bagian ke-5

12 Agustus 2024   09:09 Diperbarui: 12 Agustus 2024   09:56 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Bagian 5, Rasa yang Terpendam

Siti yang selama ini merasa khawatir dengan persaingan antara Arya dan Fahri, akhirnya merasa lega. Ia menyadari bahwa persahabatan jauh lebih penting daripada ego pribadi. Melihat Arya dan Fahri bersatu kembali, Siti merasa hatinya hangat. Ia pun ikut terlibat dalam kegiatan BEM, memberikan dukungan penuh pada kedua sahabatnya.

Setelah badai kemenangan melanda, Fahri mendapati dirinya berdiri di puncak singgasana BEM. Sorak sorai kemenangan masih bergema di telinganya, namun di balik gemerlapnya, ia mulai merasakan beban berat yang menindih pundaknya. Harapan tinggi dari seluruh mahasiswa, tuntutan akan perubahan nyata, dan hiruk pikuk kegiatan BEM yang tak pernah berhenti, perlahan mulai mengikis semangatnya.

Arya, dengan kecerdasannya yang luar biasa dan semangat juangnya yang tak pernah padam, menjadi sosok yang sangat berharga bagi Fahri. Kehadiran Arya tidak hanya memperkuat tim sukses, namun juga memberikan warna baru dalam dinamika BEM. Namun, kedekatan mereka mulai menimbulkan gesekan halus dengan Siti. Siti, yang selama ini menjadi sahabat sekaligus pendukung setia Fahri, merasa posisinya sedikit tergeser.

Interaksi di antara mereka bertiga menjadi semakin rumit. Fahri, yang dihadapkan pada dilema antara persahabatan dan tanggung jawab, merasa tertekan. Di satu sisi, ia ingin menjaga hubungan baik dengan Siti, namun di sisi lain, ia juga tidak ingin kehilangan Arya yang telah memberikan kontribusi besar bagi BEM. Siti, yang berusaha menyembunyikan rasa cemburunya, mulai menunjukkan sikap dingin kepada Arya. Sementara itu, Arya, yang tidak ingin terlibat dalam konflik pribadi, berusaha menjaga jarak dengan keduanya.

Dengan bergabungnya Arya dalam tim sukses Fahri, interaksi antara Siti, Fahri, dan Arya semakin sering terjadi. Siti merasa senang melihat Fahri dan Arya bisa bekerja sama dengan baik. Awal bekerja sebagai tim yang baik. Keduanya nampak dekat.

Arya, dengan pesonanya yang memikat, berhasil menarik perhatian banyak orang di tim sukses Fahri. Kehadirannya yang enerjik dan ide-ide segar semakin memperkuat posisi Fahri dalam persaingan politik. Namun, di balik senyum manis Arya tersimpan perasaan cemburu yang mendalam pada Fahri.

Semakin lama Arya bekerja bersama Fahri, semakin ia menyadari betapa dekatnya hubungan antara Fahri dan Siti. Keduanya sering terlihat berdiskusi serius, bahkan kadang-kadang bercanda. Arya merasa terancam posisinya. Ia takut jika Fahri dan Siti semakin dekat, hatinya akan semakin terluka.

Suatu malam, setelah rapat tim sukses, Arya mengajak Siti berjalan-jalan di taman belakang kantor. Dengan nada lirih, Arya mengungkapkan perasaannya. "Siti, aku... aku sangat mengagumi Fahri. Dia sosok yang inspiratif dan sangat cerdas. Tapi, jujur saja, aku juga masih memiliki perasaan yang lebih dari sekadar teman padamu," ucap Arya dengan mata berkaca-kaca.

Siti terkejut mendengar pengakuan Arya. Ia tidak menyangka bahwa Arya masih menyimpan perasaan seperti itu. Dengan lembut, Siti menjelaskan bahwa hubungannya dengan Fahri hanyalah sebatas rekan kerja dan sahabat. "Arya, kamu adalah teman yang baik. Aku sangat menghargai persahabatan kita. Tapi, tolong jangan salah paham. Aku tidak mau memikirkan hal perasaan yang menyakitkan ini lagi" ucap Siti dengan nada tegas namun lembut.

Mendengar penolakan dari Siti, hati Arya semakin hancur. Ia merasa dikhianati oleh orang yang selama ini ia sukai. Sejak saat itu, sikap Arya berubah drastis. Ia menjadi lebih pendiam dan sering melamun. Kinerja kerjanya pun menurun. Fahri yang menyadari perubahan sikap Arya mencoba mendekati temannya itu, namun Arya selalu menghindar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun