Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cerita Bersambung | Bunga dalam Badai, Bagian ke-4

10 Agustus 2024   07:16 Diperbarui: 10 Agustus 2024   07:28 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Bagian 4: Keputusan dan Mencari Cahaya di Balik Hujan

Melihat kondisi Fahri yang semakin memburuk, Arya akhirnya memutuskan untuk berbicara dengan Siti. Dengan hati yang berat, Arya mencari Siti di perpustakaan.

"Siti, aku tahu ada sesuatu yang sedang kamu sembunyikan dariku," ujar Arya tegas.

Siti terdiam. Ia tidak bisa lagi menyembunyikan semuanya dari Arya. Dengan jujur, Siti menceritakan semuanya pada Arya, mulai dari perjodohan, perasaan Fahri, hingga keputusan sulit yang telah ia ambil.

Arya mendengarkan cerita Siti dengan seksama. Setelah Siti selesai berbicara, Arya memandang mata Siti dengan berkaca-kaca dengan berucap.

"Aku mengerti perasaanmu, Siti. Tapi, aku tidak ingin kehilanganmu," ujar Arya.

Siti semakin bingung. Ia tidak tahu harus bagaimana. Di satu sisi, ia sangat menyukai Arya. Namun, di sisi lain, ia juga tidak ingin menyakiti hati Fahri.

Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya Siti mengambil keputusan. Ia memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan Arya.

"Aku tidak bisa bersamamu, Arya. Aku tidak ingin menyakitimu dan Fahri," ucap Siti dengan air mata yang mengalir deras.

Arya hanya bisa terdiam. Ia tidak menyangka bahwa Siti akan memilih untuk mengakhiri hubungan mereka.

Setelah keputusan pahit mengakhiri kisah cintanya dengan Arya, Siti merasakan langit hatinya gelap gulita. Seakan hujan deras mengguyur hati Siti saat ia harus mengucapkan selamat tinggal pada Arya. Namun, ia tak ingin tenggelam dalam kesedihan. ia percaya bahwa setelah hujan pasti akan ada pelangi. Dengan tekad bulat, Siti memilih untuk bangkit. Buku-buku kuliah menjadi pelariannya, kata demi kata ia rangkai menjadi benteng pertahanan dari kenangan pahit. Setiap lembar kertas yang ia tulis adalah bukti bahwa ia sedang membangun masa depannya. Organisasi menjadi dunianya, di sana ia menemukan keluarga baru yang selalu mendukungnya. Seperti seekor kupu-kupu yang keluar dari kepompong, Siti mengalami transformasi yang luar biasa. Ia belajar untuk lebih mandiri, berani, dan percaya diri. Organisasi menjadi tempatnya untuk mengembangkan potensi diri dan bersosialisasi dengan orang-orang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun