Melodi Baru, Jiwa Bergetar: Menjelajahi Dunia Gamelan
Sejak kecil, aku tidak tahu itu gamelan dan aku pun tidak familiar mendengarkan bunyi dari gamelan. Waktu sekolah pun demikian aku pun belum tertarik dengan alat music ini. Setelah aku kerja di bidang kebudayaan, aku mulai terpesona oleh alunan gamelan yang merdu. Bunyi gong yang menggema, tabuhan kendang yang bersemangat, suara bonang yang menginspirasi, dan alunan slenthem yang lembut, semuanya berpadu menciptakan harmoni yang memikat. Namun, baru beberapa bulan terakhir aku memberanikan diri untuk menjajal langsung alat musik tradisional ini.
Awalnya, aku merasa gugup. Tangan-tanganku terasa kaku, tak terbiasa dengan gerakan-gerakan yang diperlukan untuk memainkan gamelan. Namun, dengan bimbingan guru yang sabar dan penuh semangat, aku mulai memahami dasar-dasar permainan.
Setiap ketukan palu pada bilah gamelan menghasilkan suara yang unik, seperti sebuah cerita yang ingin diceritakan. Aku belajar bagaimana mengatur tempo, melodi, dan dinamika untuk menciptakan musik yang hidup.
Seiring berjalannya waktu, aku merasakan perubahan dalam diriku. Permainan gamelan bukan hanya sekadar latihan motorik, tetapi juga sebuah meditasi. Konsentrasiku meningkat, dan aku menemukan ketenangan dalam ritme yang teratur.
Saat aku memainkan gamelan bersama teman-teman, aku merasakan kebersamaan yang luar biasa. Kami saling mendukung, saling melengkapi, dan menciptakan musik yang indah bersama-sama.
Pengalaman belajar gamelan ini telah membuka mata dan hatiku. Aku menemukan keindahan dalam tradisi, kedalaman dalam musik, dan kebahagiaan dalam berkolaborasi.
Kini, setiap kali aku mendengar alunan gamelan, aku tidak hanya mendengar melodi, tetapi juga merasakan getaran jiwa yang terhubung dengan sejarah, budaya, dan keindahan musik tradisional Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H