Mohon tunggu...
siti zulaikah
siti zulaikah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sedang belajar membuat artikel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Karakter Anak Usia Dini melalui Budaya Sekolah Usia 5-6 Tahun

11 April 2023   11:28 Diperbarui: 11 April 2023   11:36 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abstrak

Karakter merupakan tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Dalam konteks ini adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, membentuk tabiat, watak, dan tingkah laku yang baik berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Membentuk karakter memang tidak semudah membalik telapak tangan, jika karakter ibarat sebuah bangunan yang kokoh, butuh waktu yang lama dan energi yang tidak sedikit untuk mengubahnya. berbeda dengan bangunan yang tidak permanen yang menggunakan bahan-bahan rapuh, maka mengubahnya pun akan lebih cepat dan mudah. Tetapi karakter bukanlah sesuatu yang mudah diubah, maka tidak ada pilihan lain bagi kita semua kecuali membentuk karakter anak mulai sejak dini.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana budaya sekolah dalam membangun karakter anak di Raudhatul Athfal Nurul Huda Suban Lampung Selatan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan subyek peneliti 13 anak. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa membangun karakter anak disekolah harus dengan pembiasaan, keteladanan guru dan semua pihak sekolah maupun orang tua dirumah. Dalam melaksanakan pembelajaran dalam mengembangkan membangun karakter anak melalui budaya sekolah, dengan menggunakan pembiasaan dan keteladanan disekolah sebagai berikut: 1) mengajarkan perbuatan jujur, 2) mengajarkan anak tentang sikap tanggung jawab, 3) mengajarkan anak tentang perbuatan disiplin, 4) bekerja sama dengan temannya.
Kata Kunci: Karakter, Budaya Sekolah

Abstract
Character is character, character, psychological traits, morals or manners that distinguish one person from another. In this context, it is a process or effort made to foster, shape good character, character and behavior based on Pancasila values. Forming a character is not as easy as turning the palm of the hand, if the character is like a solid building, it takes a long time and a lot of energy to change it. different from non-permanent buildings that use fragile materials, changing them will be faster and easier. But character is not something that can be easily changed, so there is no other choice for all of us except to shape children's character from an early age.
The purpose of this study was to find out how school culture builds children's character in Raudhatul Athfal Nurul Huda Suban, South Lampung. In this study, researchers used qualitative research methods with 13 children as research subjects. Data collection was carried out using observation, interviews, and documentation.
The results of the study show that building children's character at school must be habituation, exemplary teachers, and all parties from the school and parents at home. In carrying out learning in developing children's character building through school culture, using habituation and exemplary at school as follows: 1) teach honest deeds, 2) teach children about responsible attitudes, 3) teach children about disciplinary actions, 4) work together with friends .

Pendahuluan
Anak sebagai penerus generasi keluarga dan bangsa. Sebagai generasi penerus, setiap anak perlu mendapat pendidikan yang baik sehingga potensi-potensi dirinya dapat berkembang dengan pesat, tumbuh menjadi manusia yang memiliki kepribadian tangguh dan memiliki berbagai macam kemampuan serta keterampilan yang bermanfaat. Oleh karena itu penting bagi orang tua dan lembaga-lembaga pendidikan berperan serta bertanggung jawab dalam memberikan berbagai macam stimulasi dan bimbingan yang tepat sehingga akan tercapai generasi penerus yang tangguh.
Amanah SISDIKNAS tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter. Sehingga, kelak akan melahirkan penerus bangsa yang memiliki karakter yang baik sesuai nilai-nilai agama. Kondisi ini tentu cukup beralasan, mengingat pada fase ini anak usia 0-6 tahun menurut para ahli berada pada fase peniruan. Jadi, apapun kejadian - kejadian yang terjadi di sekitar lingkungan anak dengan sangat cepat diserap dan ditiru untuk dijadikan sebuah kebiasaan. Jika fenomena-fenomena yang dilihat anak cenderung kearah negatif maka kecenderungan perilaku menyimpang akan lebih mengemuka terjadi pada anak. Tanggung jawab mendidik anak perlu disadari oleh berbagai pihak. Orang tua harus menyadari bahwa penanaman pendidikan karakter yang baik akan menentukan perkembangan masa depan anak.
Menurut Aunillah dalam Syarifuddin Saat ini pendidikan karakter menjadi salah satu isu pendidikan nasional dengan sasaran peserta didik. Sejauh ini sedang mengemuka upaya mencari format pendidikan karakter yang diperlukan dalam membangun karakter bangsa. Oleh sebab itu, banyak harapan supaya pendidikan karakter menjadi bagian penting dalam keseluruhan program pendidikan nasional dewasa ini. Dengan formulasi pendidikan karakter yang jelas konsep dasar dan program pelaksanaannya maka diharapkan pembentukan karakter bangsa sesuai yang diharapkan akan menjadi kenyataan. Pendidikan karakter bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik agar peserta didik mampu mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga mampu berperilaku sebagai insan kamil. Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia, pendidikan Islam pun memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi manusia dimana karakter merupakan salah satu aspek yang harus dikembangkan melalui pendidikan. Lebih dari itu, karakter atau dalam perspektif agama Islam lebih sering disebut dengan akhlak ini tidak dapat lepas dari aspek lain, misalnya aspek akidah. Membangun karakter bersifat memperbaiki, membina, mendirikan, mengadakan sesuatu.
Sedangkan "Karakter" adalah tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Dalam konteks disini adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak mulia, insan manusia sehingga menunjukan perangai dan tingkah laku yang baik berlandaskan nilai-nilai Pancasila.8 Membangun karakter anak usia dini tidak hanya disekolah, Orang Tua juga harus terlibat dalam membentuk dan menanamkan karakter yang baik pada anak.
Pembentukan karakter ibarat mengukir. Sifat ukiran adalah melekat kuat di atas benda yang diukir, tidak mudah usang tertelan waktu atau halus karena gesekan. Menghilangkan ukiran sama saja dengan menghilangkan benda yang di ukir itu, karena ukiran melekat dan menyatu dengan bendanya. Demikian juga dengan karakter yang merupakan sebuah pola, baik itu pikiran, perasaan, sikap, maupun tindakan, yang melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan. Proses pembentukan karakter pada anak juga ibarat mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga akan unik, menarik, dan berbeda antara satu dan lainnya. Membentuk karakter memang tidak semudah membalik telapak tangan, jika karakter ibarat sebuah bangunan yang kokoh, butuh waktu yang lama dan energi yang tidak sedikit untuk mengubahnya. berbeda dengan bangunan yang tidak permanen yang menggunakan bahan-bahan rapuh, maka mengubahnyapun akan lebih cepat dan mudah. Tetapi karakter bukanlah sesuatu yang mudah diubah, maka tidak ada pilihan lain bagi kita semua kecuali membentuk karakter anak mulai sejak dini.

Metode
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, tehnik pengumpulan data dilakukan secara trigulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan pada generalisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskriptif yaitu gambaran atau lukisan secara sistematis, Faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan yang diselidiki.
Tehnik Pengumpulan Data
1. 0bservasi (Pengamatan)
Observasi adalah tehnik pengumpulan data yang menggunakan pengamatan dan pencatatan terhadap keadaan suatu objek yang yang diteliti. Adapun beberapa hal yang akan diobservasi yaitu tentang memabngun karakter anak melalui budaya sekolah. Peneliti mencatat semua yang terjadi selama penelitian berlangsung. Lembar observasi ini dijadikan pedoman oleh peneliti, supaya melakukan penelitian lebih jelas dan terarah, sehingga data yang diperoleh mudah untuk di kelolanya.
2. Wawancara
Wawancara digunakan peneliti sebagai tehnik pengumpulan data untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan suatu tanya jawab dengan bertatap muka. Wawancara ini digunakan peneliti untuk mengetahui bagaimana guru dalam membangun karakter anak di Raudhatul Athfal Nurul Huda Suban Lampung Selatan
Adapun wawancara yang penulis lakukan adalah kepada 2 tenaga pendidik yang ada di Raudhatul Athfal Nurul Huda. Karena mereka dianggap yang paling mengetahui perkembangan karakter anak didiknya. Dari hasil wawancara yang penulis dapatkan, bahwa di Raudhatul Athfal Nurul Huda ini sudah baik dalam membangun karakter anak.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan instrument untuk mengumpulkan data tentang peristiwa-peristiwa atau kejadian masa lalu yang telah didokumentasikan. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, karya-karya seseorang. Studi dokumentasi merupakan perlengkap dari wawancara dan observasi. Tehnik ini digunakan utuk menggali data-data dalam penelitian di Raudhatul Nurul Huda Desa Suban Kecamatan Merbau Mataram Lampung Selatan. Adapun dokumentasi dalam penelitian ini penulis hanya memotret kegiaatan yang dilakukan dalam pembelajaran dikelas, dan kegiatan yang berkaitan dengan membangun karakter anak

Hasil dan Pembahasan
Penulis dapatkan data melalui observasi dan wawancara sebagai metode pokok dalam pengumpulan data. Penulis menggunakan dokumentasi sebagai metode yang mendukung untuk melengkapi data yang penulis dapatkan melalui observasi dan wawancara. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, hasil dari observasi, wawancara dan dokumentasi yang telah penulis lakukan.
Penelitian ini dilakukan oleh penulis di Raudhatul Athfal Nurul Huda Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian dimulai pada tanggal 10 September -- 10 Oktober 2018 dapat diketahui bahwa jumlah peserta didik kelompok B berjumlah 13 anak terdiri 10 anak laki-laki, 3 anak perempuan dan 2 tenaga pendidik dalam satu kelas. Nilai-nilai karakter yang akan penulis lihat di Raudhatul Athfal Nurul Huda Suban, diantaranya, disiplin, jujur, tanggung jawab dan bekerja sama dengan temannya. Kegiatan pembelajaran dalam membangun karakter anak 5-6 tahun di Raudhatul Athfal Nurul Huda Merbau Mataram Lampung Selatan, diantaranya, anak sudah mengingat bacaan shalat, bacaan do'a, hadist dan surat-surat pendek. Berbicara jujur, saat anak melakukan kesalahan mereka mengakuinya bahwa perbuatannya salah dan meminta maaf. Anak-anak bertanggung jawab dengan apa yang ditugaskan, seperti mengerjakan tugas dari guru, membuang sampah pada tempatnya. Disiplin dalam mengikuti peraturan sekolah, dalam menggunakan seragam sekolah dan pada waktu berangkat sekolah pada jam 07.30 Wib, anak-anak sudah berada di sekolah. Bekerja sama dengan temanya dalam menyelesaikan tugas dan bermain. Dalam membangun karakter anak disekolah, ternyata menghasilkan karakter anak yang cukup baik untuk ditanamkan dalam dirinya masing-masing dan menjadi bekal untuk hidupnya kelak.
Berdasarkan deskripsi di atas serta berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis, terhadap proses pembelajaran di Raudhatul Athfal Nurul Huda Suban Lampung Selatan dalam membangun karakter anak. Dapat penulis ungkapkan bahwa dalam rangka membangun karakter usia dini sangatlah penting di stimulasi sejak dini melalui pembiasaan dan keteladanan dalam semua kegiatan pembelajaran. Pada hakikatnya pembelajaran anak usia dini lebih mengutamakan bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain yang berorientasi pada perkembangan dan pertumbuhan anak sehingga memberikan kesempatan kepada anak untuk aktif, bebas dan kreatif dalam melakukan berbagai kegiatan. Begitu juga dengan perkembangan karakter anak, sangat berpengaruh penting dalam diri anak untuk menjadi pribadi yang berakhalakul karimah dan berkarakter baik untuk melakukan menjadi tolak ukur dalam kehidupannya dunia dan akhirat.
Dalam penelitian ini peran yang dilakukan oleh pihak sekolah diantaranya, kepala sekolah dan guru, untuk membangun karakter anak yang diperoleh peneliti, melalui observasi dan wawancara bahwa guru sudah baik dalam membangun karakter anak, dengan menerapkan pembiasaan dan guru sudah menjadi teladan bagi anak didiknya disekolah untuk membentuk karakter anak dengan baik. Begitupun sekolah Raudhatul Athfal ini, sudah menerapkan berbagai metode untuk membentuk karakter anak dengan membiasakan shalat dhuha guna terbiasa dalam melaksanakan ibadah sunah terlebih yang wajib, dan sekolah ini juga membiaskan anak-anak untuk belajar mengaji iqra, membaca surat pendek dan hadist-hadist.
Jika melihat dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan terkait dengan membangun karakter anak usia dini di Raudhatul Athfal Nurul Huda. Untuk membentuk karakter anak disekolah harus adanya kerja sama antara guru, pihak sekolah dan orang tua agar anak tetap membiasakan perbuatanperbuatan baik disekolah dapat diterapkan dirumah dan dilingkungan, karena untuk pembelajaran dalam membentuk karakter anak usia dini di sekolah hanyalah bentuk formalitas dalam program kurikulum, karna sejatinya sekolah tempat menuntut ilmu dengan waktu terbatas dan ditentukan oleh peraturan, peraturan dan budaya sekolah ini lah yang membentuk karakter anak supaya terbiasa dirumah pun diterpkan dan menjdi kebiasaan-kebiasaan yang baik untuk bekal dalam hidup.

Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap Perkembangan Karakter Anak Usia Dini Melalui Budaya Sekolah di Raudhatul Athfal Nurul Huda Suban, dalam melaksanakan pembelajaran dalam membangun karakter anak melalui budaya sekolah, guru dan pihak sekolah menggunakan metode pembiasaan, nasehat dan hukuman pada anak, seperti: membaca do'a sebelum pembelajaran di mulai, membaca surat-surat pendek, membaca hadist, praktek shalat duha dan mengaji iqra. Menggunakan metode nasehat dan hukuman, guru memberi nasehat dan hukuman pada anak yang super aktif, yang selalau mengganggu temannya dan yang berbuat salah. Dan memberi reward pada anak yang baik, aktif antusias pada saat didalam kelas. Guru mencoba anak-anak melakukan kegiatan yang bisa membangun karakter anak diantaranya: anak dapat mengetahui perbuatan disiplin, jujur, kerjasama dan tanggung jawab. Dalam hal pihak sekolah (guru, kepala sekolah dan orang tua) Mengharapkan perkembangan karakter anak dapat berkembang secara optimal.

Daftar Pustaka
Ananda, Rizki. "Implementasi Nilai-Nilai Moral Dan Agama Pada Anak Usia Dini', Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perkembangan Bahasa Balita Di Uptd Kesehatan Baserah", Dosen Program Pendidikan Studi Guru Sekolah Dasar, Universitas Pahlawan Tuanku Ta,Busai, Jurnal Obsesi, Vol.1. No.2. 2017.
Azizah, Nur. "Perilaku Moral Dan Religiusitas Siswa Berlatar Belakang Pendidikan Umum Dan Agama",Universitas Gajah Mada, Jurnal Bimbingan Dan Konseling,2014.
Habibah, Syarifah. "Akhlak Dan Etika Dalam Islam", Universitas Syiah Kuala, Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Jurnal Pesona Dasar, Vol. 1.No. 4. 2015.
Habsari, Zakia. 'Dongeng Jawa Sebagai Pembentuk Karakter Anak', Jurnal Ilmiah Pengajaran Bahasa Dan Sastra, Vol.1.No.1. 2017.
Julaiha, Siti. "Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajran", Jurnal Dinamika Ilmu. Vol.14.No.2 2014.
Kosim, Mohammad. "Urgensi Pendidikan Karakter", Stain Pemekasan, Jurnal Karsa, Vol. Ixi, No.1. 2011.
Maharani, Laila. "Perkembangan Moral Pada Anak", Konseli: Jurnal Bimbingan Dan Konseling (E-Journal), Vol.1.No.2 2014.
Muhammad Turhan Yani dan Muhamad Syahroni Hidayatullah." Strategi Mi Darul Ulum 1 Jogoroto Kabupaten Jombang Dalam Membentuk Karakter Disiplin Siswa Melalui Pembiasaan Budaya Sekolah", UNESA, Jurnal Kajian Moral Dan Kewarganegaraan. Vol. 03.No 2. 2016.
Novia Wahyu Whardani, Novia Wahyu Whardani. "Keteladanan Guru Sebagai Penguat Proses Pendidikan Karakter", Untirta Cicic Education Journal, Ucej Vol.2. No.1. 2017.
Sudrajat, Ajat. "Mengapa Pendidikan Karakter?", Universitas Negeri Yogakarta, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun 1. No. 1.2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun