Candi Deres berada di tengah areal persawahan di sebuah bukit kecil atau gumuk. Sekitar areal candi deres terdapat beberapa gumuk yang juga ditemukan berbagai benda-benda purbakala yang terkait dengan keberadaan Candi Deres.Lokasi Candi Deres berada di Rt 01 Rw 03 Dusun Krajan Desa Purwoasri Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember.
Tjandi Retjo (Candi Reco), begitu sebutan lain dari Candi Deres, disebutkan dalam laporan tahun 1904 dan tulisan Krom tahun 1920 ditemukan di Menampoeh (Menampu) yang berada di District (Kawedanan) Puger. Menampu merupakan nama lama dari Kecamatan Gumukmas, yang kini menjadi salah satu nama desa di Kecamatan Gumukmas. Menampu awalnya memiliki luas seluruh Kecamatan Gumukmas, yang kini menjadi salah satu desa bagian dari Kecamatan Gumukmas.
Kondisi Candi Deres saat ini, antara tahun 2017 -- 2021, sudah berbentuk reruntuhan dan terlihat sebagai tumpukan batu bata. Penyebab kerusakan bisa dilihat karena dua faktor, yaitu: faktor alam dan keusilan tangan manusia.
Faktor alam yang merusak akibat perubahan musim serta tumbuhnya beberapa pohon yang akarnya menerobos sela-sela bangunan candi sehingga lambat laun merusak kondisi keberadaan bangunan Candi Deres yang terjadi secara terus menerus.
Sedangkan faktor manusia akibat kejahilan dan keusilan tangan manusia. Pasca G 30 S PKI tahun 1965 Masehi terjadi pengrusakan bangunan candi, karena diduga Candi Deres dipergunakan sarana syirik, sehingga candi ini dianggap perlu dimusnahkan. Serta, adanya beberapa kalangan masyarakat yang mempergunakan batu bata candi untuk bangunan, serta disatroni pencuri barang antik.
"Tolong Pemerintah lebih memperhatikan lagi tentang situs" bersejarah di candi deres tsb. Agar peninggalan sejarah yg ada di candi tetap terjaga dan lebih dikenal masyarakat jaman modern, jaman modern yg dimaksud jaman skrg, agar gak rusak dan tetap dikenal masyarakat budaya sejarah" peninggalan masa lalu di Jember ini khusunya candi deres di wilayah Gumukmas" harapan Rosyid selaku warga sekitar dan pengurus Candi Deres.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H